hug
“Kak?”
Lino membalikan badannya “Sini... eh mau kopi?”
“Enggak deh kak perutku agak gak enak”
Dijawab anggukan oleh Lino
Dan akhirnya mereka melihat pemandangan malam bersama sungguh indah dan cantik lampu yang menghiasi malam ini. Lia sedikit gugup karna disebelahnya adalah crushnya tapi dia berusaha untuk profesional.
Berbeda dengan Lino, dia merasakan sangat nyaman di sebelah Lia. Entah kapan rasa itu tumbuh tapi bisa dibilang Lino sudah menyukai sosok wanita disebelahnya ini.
Awalnya Lino berusaha untuk menolak perasaan ini dihatinya tapi lama – kelamaan perasaan suka itu makin tumbuh entah dia harus bersyukur atau tidak karna lama – kelamaan juga dia bisa melupakan seorang yang dia cintai dulu.
“Kak lino gak kedinginan ya?” tanya Lia
“Aku ambilin selimut yaa”
Lia beranjak masuk ke dalam tapi aksinya ditahan oleh Lino.
“Gausa saya gak perlu selimut”
Lino menarik tangannya dan membekap tubuh Lia dengan erat
“K-kak??”
“10 menit kayak gini...”
Lino makin mengeratkan pelukannya dan wajahnya dia sembunyikan di pundak Lia. Sebenernya Lia sangat terkejut oleh tingkah laku “bos” nya ini tapi dia berusaha untuk tenang dan semoga saja Lino tidak merasakan jantungnya yang sekarang sedang berlomba.
Lia merasakan pundaknya agak sedikit basah apa Lino menangis? pikirnya. Dia membalas peluknya dan mengusap pelan punggung pria ini.
“Kak Lino nangis aja gapapa... kalo lagi butuh temen cerita aku siap kok dengerin”
Tangisan Lino semakin deras tanpa suara.
“Papa kak ia... kok pewukan Jiyun juga mau..”
Lino dan Lia langsung melepaskan pelukannya dengan tiba – tiba