lelah
Sekarang jam menunjukan pukul 2 pagi tapi Lucy masih dalam keadaan yang buruk. Berusaha kabur tapi selalu saja gagal, dan sekarang para pengawalnya pun menjaga sekitar kamarnya 24 per jam. Dia lelah ingin menangis namun tidak bisa. Seorang pria berjalan dari kamarnya menuju kamar Lucy dia juga membawa segelas teh panas untuknya. Ketika dia membuka pintunya suasana kamarnya gelap dan ada juga ada suara isakan Lucy. Sky pun menyalakan lampu dan berjalan menuju Lucy, dia langsung duduk di pinggiran tempat tidurnya
“Ini minum dulu teh nya”
Lucy hanya menggelengkan kepala
“Diminum dikit aja ya..” bujuk Sky
“Aku udah bilang enggak ya enggak”
Sky malah menarik paksa tangan Lucy supaya dia menerima secangkir teh nya ini. Lucy terkejut dan langsung melempar cangkirnya
prang
“GUE KAN UDAH BILANG ENGGAK YA ENGGAK”
Sky yang masih terkejut dan menatap pecahan cangkirnya
“Gue cuman pingin pulang..”
“… gue bakalan ngasih uang sebesar apapun yang lo ingin, tapi tolong lepasin gue hiks..”
Tiba – tiba Lucy pingsan dan Sky dibikin terkejut lagi
“LUCY BANGUN HEY BANGUN” dia menepuk pelan pipinya
“PENGAWAL!!!”
Seorang pengawal pun masuk “Iya kenapa tuan??”
“Tolong panggilkan dokter cepat!!!”
“Baik tuan” pengawal itu langsung keluar dari kamar
Sky yang masih panik dengan keadaan Lucy sekarang dia langsung memeluk tubuh wanita ini. Dan beberapa menit kemudia seorang dokter telah tiba di rumah Sky. Dia yang menyadari kehadiran seorang dokter langsung melepaskan pelukannya
“Dokter tolong selamatkan dia..” baru pertama kali ini seorang Sky memohon kepada seseorang
Sang dokter langsung memeriksa keadaan Lucy, untung saja tidak kenapa – kenapa dia hanya kelelahan mungkin saja efek terlalu banyak mengeluarkan air mata.
“Dok bagaimana keadaannya?” tanya Sky
“Tidak apa – apa dia hanya kelelahan”
Sky merasa bersyukur dan tanpa dia sadari hatinya meresa lega. Setelah memberikan obat dan vitamin dokter pun pamit undur diri. Sedari tadi Sky menatap lembut Lucy dan memegang tangannya
“Sungguh cantik..” tangannya mulai mengusap pelan pipi Lucy
“.. tapi mengapa dunia sangat kejam padamu?”
Sky bangkit dari tempat tidurnya dan meninggalkan kamar Lucy
Sinar matahari mulai memasuki celah jendela kamar pria ini. Sky mencoba membuka matanya dan melihat jam di handphonenya, jam menunjukan 8.15. Dia terbangun dan mencoba untuk mengumpulkan nyawanya, selanjutnya dia berjalan menuju kamar mandi. Beberapa menit kemudian Sky keluar dari kamar mandi dengan rambut setengah basah. Membuka lemarinya dan melihat baju yang akan dipakai setelah lama memilih langsung dia mengambil setelan jas berwarna hitam. Keluar dari kamarnya dia berjalan menuju kamar Lucy.
Saat membuka kamarnya, dia masih melihat Lucy belom sadarkan diri. Sky berjalan menuju tempat tidur dan duduk dipinggiran kasur. Tangan Sky mulai mengusap lembut dahinya. Lucy pun tersadar dan membuka matanya meskipun sedikit berat.
“Pagi sayang…” kata Sky
Lucy mendengarkan suara itu dia berusaha untuk melihat dengan jelas wajahnya.
“Aku kemarin kenapa?” tanyanya
“Oh kamu hanya kelelahan”
Lucy hanya terdiam
“Ayo sarapan..”
Lucy berusahan bangun tapi tidak bisa. dengan sigap Sky membantunya dan mendudukannya.
“Kalau enggak kuat, aku akan mengantar makanannya keseini”
Sky bangkit dan keluar dari kamarnya, Lucy memegang kepalanya yang masih pusing. Sungguh sakit kepalanya. Beberapa menit kemudia Sky membawa nampan yang berisi bubur dan air hangan untuk Lucy.
” Ini dimakan, tenang aja ini enggak ada racunnya”
Dengan cepat Lucy mengambil sendok dan memekan buburnya. Sky yang sedari tadi menatap wanita didepannya ini tidak sadar kalau sudut bibirnya naik. Setelah selesai makan Sky memberikan obat dari dokter, Lucy menerimanya dan meminum obat itu.
Sky bangkit dan merogoh sakunya, dia mengeluarkan sebuah handphone terbaru dan memberikannya kepada Lucy
“Ini hp buat kamu”
Lucy sedikit ragu dengan tingkah lakunya tapi dia menerima hp yang diberikan
“Aku memberikan hp ini supaya aku bisa gampang menghubungimu”
“Dan jangan sekali – sekali kamu menghubungin orang lain untuk membantumu kabur dari sini”
Lucy hanya bisa terdiam rasanya bibirnya tidak bisa mengeluarkan kata – kata
“Kalau sampai kamu kabur dari sini kamu ingatkan konsekuensinya?” tangan dinginnya mulai membelai halus pipi Lucy
Lucy hanya membalas anggukan
“Bagus kalau gitu aku akan pergi ke kantor, oh iya lagi aku sudah menyiapkan bajumu untuk satu minggu ke depan dan ada dilemari” Sky menunjuk lemari berwarna putih
“Yaudah kalo gitu aku berangkat dulu ya sayang..” Sky mulai mendekatkan wajahnya dan mencium dahi perempuan ini. Sekujur tubuh Lucy sangat kaku sampai dia tidak bisa menolak ciuman dari Sky.