–one.
Matahari sudah mulai nampak namun Lucy baru saja bisa tidur. Karna kemarin malam dia mengeluarkan banyak sekali air mata. Dia binggung harus apa ingin kabur tapi tidak ada cela semua sudut rumah ini dijaga oleh orang besar, saat ingin menghubungi kedua orang tua dia lupa membawa handphonenya. Jadi semalam dia hanya bisa menangis dan berdoa supaya bisa dilepaskan dari neraka ini.
Sinar matahari mulai memasuki celah jendela kamar pria ini. Sky mencoba membuka matanya dan melihat jam di handphonenya, jam menunjukan 8.15. Dia terbangun dan mencoba untuk mengumpulkan nyawanya, selanjutnya dia berjalan menuju kamar mandi. Beberapa menit kemudian Sky keluar dari kamar mandi dengan rambut setengah basah. Membuka lemarinya dan melihat baju yang akan dipakai setelah lama memilih langsung dia mengambil setelan jas berwarna hitam. Keluar dari kamarnya dia berjalan menuju kamar Lucy.
Saat membuka kamarnya, kamar Lucy sungguh gelap dia berjalan dan menarik gorden supaya sinar matahari masuk. Terasa sinarnya menyentuk kulit wajahnya, Lucy mulai membuka matanya perlahan. Saat dibuka pemandangan di depannya adalah pria setengah iblis mungkin? Lucy dengan terkejut dia terbangun dan menutupi tubuhnya dengan selimut
“Pagi sayang…” kata Sky
“Ngapain lo kesini?”
“Emang aku nggak boleh kesini? Ini kan rumahku?”
Lucy hanya bisa memutar matanya sebal
“Oh iya ini hp barumu” Sky memberikan handphone keluaran terbaru
Lucy pun menerimanya
“Oh iya itu hpnya cuman boleh dibuat ngabarin aku”
Sky berjalan keluar dan saat dia memegang gagang pintu dia menoleh ke arah Lucy
“Dan satu lagi jangan coba – coba kamu ngabarin keluargamu, teman atau polisi..”
“… ingatkan kamu sama konsekuensinya kemarin?” Sky dengan senyum miringnya menatap Lucy, yang ditatap bergidik ngeri melihatnya. Setelah itu Sky keluar dari kamarnya
“Argh!! Kenapa gue harus diposisi kayak gini..” dia merebahkan badannya lagi
Lucy menatap ke atas melihat ukiran di langit – langit kamarnya. Dia sangat merindukan orang tuanya dan suasana rumah, rasanya ingin menangis tapi sudah tidak bisa mungkin air matanya sudah habis. Lucy berusaha bangun dari tempat tidurnya dan berjalan menuju kamar mandi. Setelah mandi dia lupa kalau disini tidak ada baju, jadi dia keluar hanya memakai bathrobe yang tersedia di kamar mandi.
“Masak gue tanya ke dia, kalo nggak tanya malah masuk angin..”
“Tanya aja deh daripada gue sakit”
Lucy berjalan ke tempat tidur dan mencari hp nya tadi, setelah menemukannya dia mencari kontak pria itu dan menghubungi nya tapi bukan telfon ya soalnya si Lucy tuh males banget dengerin suaranya