satnight

Lia masih dalam perjalanan menuju ke rumah Lino, selama perjalanan dia masih memikirkan pertanyaan yang sejak dulu ingin dia tanyakan. Mungkin ini terdengar tidak sopan tapi rasan penasaran ini sungguh membuatnya ingin bertanya tentang keberadaan istrinya. Setelah sampai di tempat tujuan dia langsung membuka pintu pagar dan melihat dua pria sedang menunggunya

“Kak ia…” ucap Jiyun dengan berlari ke arah Lia sambil memeluknya

“Jiyun udah lama nunggunya??”

“Endak kok…”

“Berangkat sekarang?” tanya Lino yang menghampiri mereka berdua

“Iya pa sekalang, aku udah gak sabal main hihi” balas Jiyun dengan gembira, dia berlari menuju mobil dan memaksa membuka pintu yang masih terkuci

“Udah nggak sabar banget ya jiyun” ucap Lia dengan tersenyum

Lino yang melihat senyumannya entah mengapa hatinya sangat terpanah oleh sebuah senyuman itu, apa dia sedikit berlebihan? Tapi jujur senyuman itu sangat membuat jantungnya berdegup kencang

“PAPA AYOOO KOK LAMA SIH” Lino yang sedari tadi melamun langsung terkaget oleh suara anaknya ini

“E-eh iyaiya maaf”

Dia membukakan pintu mobilnya

“Kak ia duduk sama jiyun ya…”

“Iyaa sayang”

Mereka pun masuk ke dalam mobil, Lino menghidupkan mobilnya dan berjalan meninggalkan rumah besarnya ini.

Selama perjalanan Lia dan Jiyun bernyanyi dan bercerita, Lino yang mendengarkannya sangat senang karna sang anak sangat cocok dengan Lia

“Kak ia nanti mau kan nemenin jiyun main??”

“Ya mau dong tapi kita belanja dulu ya.. baru habis itu main”

“Oke tapi Jiyun boleh beli es klim?”

“Coba tanya papa boleh nggak?” ucap Lia

“Pa boleh ya pwissss” ucap Jiyun

“Huh… iya boleh tapi gaboleh banyak – banyak ya”

“Oke ciap papa hehe”

Setelah lama diperjalanan akhirnya mereka sampai di tempat tujuan. Lino keluar dari mobil dan disusul oleh Lia dan Jiyun. Mungkin jika diliat sekarang mereka nampak seperti keluarga harmonis padahal bukan itu faktanya. Tujuan awal ke mall adalah untuk belanja bulanan Lino, sebenarnya Lino sudah terbiasa belanja bulanan berdua dengan Jiyun tapi entah mengapa hatinya ingin mengajak Lia juga sepertinya Lino hanya modus mengajak Lia ini.

Sampai di supermarket, Lino mengambil troli supaya Jiyun tidak kecapekan berjalan.

“Jiyun mau duduk dulu apa jalan?” tanya Lino

“Mau jalan sama kak ia”

“Kalo capek bilang kak ia yaa” ucap Lia

Jiyun menjawab dengan anggukan Jiyun langsung menggandeng tangan Lia, mereka pun berjalan dan mulai mencari barang – barang yang dibutuhkan. Setelah lama mengelilingi rak buah,sayuran dan lain – lain dan akhirnya destinasi terakhir sebelum ke kasir adalah rak makanan ini adalah part kesukaan Jiyun

“Jiyun kue di rumah udah abis?”

“Udah pa aku mau ambil jajan ya??”

“Iya tapi jangan banyak – banyak oke?”

“OKEE” dengan riang Jiyun langsung mengambil kue – kue di setiap raknya

“Lia kalo kamu mau ambil juga gapapa” ucap Lino

“Eh gausa kak”

“Gapapa ambil ajaa”

“Mmm tapi kalo aku ambil gak dipotong gaji kan?”

“Ahahaha enggak kok ambil aja apa yang kamu mau”

“Gitu ya… yauda makasih ya kak” ucap Lia dengan senyuman

Lia pun menyusul Jiyun dan tanpa dia sadari ada seorang pria yang sedang mematung karna hanya diberi senyuman manis

“Jantung gue kok sakit ya? Masak gue sakit tapi mama sama papa gaada riwayat sakit jantung deh…” batin Lino

Akhirnya mereka pun ke kasir, Jiyun sudah tidak sabar ingin bermain mulai dari lari kecil sampai menarik baju Lia

“Jiyun nggak sabar main ya??”

Jiyun menjawab dengan anggukan

“Sabar ya sayangg” ucap Lia

dengan menepuk pelan rambutnya Selesai membayar Lino pun menaruh semua kantong plastik ini ke troli tadi karna lumayan banyak barang yang dia beli. Setelah itu mereka semua berjalan menuju lift karna arena bermain ada di lantai atas. Pintu lift pun terbuka, Jiyun dengan tidak sabarannya langsung menarik tangan Lia dan berlari. Lino yang melihatnya hanya bisa menggelengkan kepalanya melihat tingkah anak satu – satunya ini. Lino duduk di bangku kosong sambil mengawasi dua orang yang sedang asik bermain. Sudah lama dia tidak melihat pemandangan seperti ini bukan lama tapi tidak pernah. Rasanya dia bersyukur sangat atas kedatangan Lia karna membuat buah hati kesayangannya ini merasa senang dan mempunyai teman saat dia tinggal bekerja. Beberapa jam kemudian, Jiyun sudah ada digendongan Lia. Dia sudah kelelahan karna bermain banyak permainan.

“Sini biar saya aja yang gendong”

“Eh gapapa kak biar aku aja” ucap Lia

Akhirnya mereka keluar dari mall dan menuju tempat parkiran. Sampai mobil Lino membuka bagasi dan menaruh belanjaan yang tadi. Selesai menaruh akhirnya mereka berdua masuk ke dalam mobil

“Lia makasih ya sudah nemenin saya tadi”

“Gausa bilang makasih kak udah kewajiban Lia nemenin kakak sama Jiyun” ucap Lia sambil menepuk pelan rambut Jiyun yang sudah tertidur di pangkuannya Lino menghidupkan mobilnya dan berjalan untuk pulang. Selama diperjalanan mereka hanya diam sambil menikmati perjalanan dan mungkin ditemani suara radio. Ketika mereka keluar dari mall tak sadar langit sudah gelap. Setelah sampai rumah Lino, Jiyun tiba – tiba terbangun

“Kak ia…” ucap Jiyun dengan mengucek matanya

“Loh kok bangun tidur aja”

“Kak ia tidur sini aja nemenin jiyun”

“Enggak jiyun kak ia harus pulang nanti dicariin sama mamanya” ucap Lino

“Hiks nggak mau Jiyun mau sama kak ia hiks”

“Eh kok nangis yauda kak ia tidur sini nemenin Jiyun jadi jangan nangis yaa” ucap Lia

Jiyun jawab dengan anggukan dan memposisikan tidur yang nyaman di gendongan Lia

“Kak aku boleh nginep sini?”

“Kalo saya sih gapapa – gapapa aja” ucap Lino

“Yaudah aku ke kamar Jiyun dulu ya kak”

“Oke good night Lia”

“Good night too kak”