sesuatu di jogja

Jam menunjukan pukul dua, suasana di Jogja sekarang sangat terik. Anja berpikir untuk membeli segelas kopi dan dessert di daerah penginapannya ini, mungkin akan cocok bila dia meminum es Americano dan kue coklat dengan melihat pemandangan Jogja yang cerah dan terik ini. Setelah berganti baju dia mengambil tas dan pergi, awalnya ingin naik ojek tapi setelah berpikir dua kali dia memutuskan untuk jalan meskipun udaranya sangat panas. Jarak penginapannya dengan café tidak begitu jauh, jarak tempuh hanya sekitar sepuluh menit. Dan akhirnya sampai di sebuah café dia mendorong pintu suara lonceng berbunyi itu tandanya ada pelanggan yang masuk. Di dalam sini sangat sejuk Anja berpikir lagi mending di sini daripada dibawa pulang, dan dia berjalan ke arah kasir untuk memesan

“Selamat datang, mau pesan apa?” tanya mbak kasir

“Saya mau pesan es Americanonya satu terus sama coklat cake”

“Atas nama Mahesa tiba – tiba seorang barista memanggil nama yang tidak asing ditelinga Anja

“Ha? Mahesa, ah paling namanya doang yang sama” batin Anja

“Total semua limapuluh ribu mbak”

Anja membuka dompet,mengambil selembar uang limapuluh ribu dan memberikan ke mbak kasirnya “Ini ya mbak..”

Si mbak kasir menerima uangnya “Uangnya pas ya.. silahkan ditunggu”

Saat Anja berbalik badan dia menemukan seseorang laki – laki yang tidak asing. Yap benar! Dia adalah Mahesa mantan saat masa sma nya, bisa dibilang Mahesa ini pacar pertama dan mantan pertama Anja. Sungguh Anja sangat merindukan sosok didepannya ini, bagaimana tidak mereka memutuskan untuk berpisah karena mereka tidak sanggup untuk LDR.

Saat mereka lulus sma Mahesa bilang kepada Anja bahwa dia akan kuliah di luar kota, awalnya Anja menerima keputusannya tapi lama – kelamaan dia berpikir apakah hubungannya akan baik – baik saja? Anja terlalu memikirkan hal yang tidak – tidak, seperti mereka yang akan jarang memberikan kabar atau sibuk urusan masing – masing. Saat dia mengantarkan Mahesa ke bandara, Anja memberanikan diri untuk mengajaknya putus.

Awalnya Mahesa terkejut dengan perkataan Anja tapi setelah Anja memberikan penjelasan akhirnya dia terpaksa menerima keputusannya. Di hati Anja juga tidak begitu ikhlas melepaskankan Mahesa tapi Anja sekarang dikuasahi oleh sifat egoisnya.

“Loh Mahesa” dia tidak sengaja melontarkan kata itu Mahesa pun mendongak dan melihat wanita yang dia rindukan setiap hari

“Anja??”

“Hehe iya”

Mahesa segera mengambil pesanannya dan menghampiri Anja

“Lo ngapain disini?”

“Ah gue disini liburan kalo lo?”

“Sama gue juga”

“Disini sendirian?” tanya Mahesa

“Hm iya”

“Mau duduk bareng nggak??”

“Mmm.. boleh..” balas Anja

“Oke gue tunggu disana ya” dia menunjuk mejanya yang didekat jendela

Saat Mahesa kembali ke tempat duduknya sedangkan Anja sedang menunggu pesanannya

“Arghh!! Nasib gue sial banget kenapa harus ketemu Esa” batin Anja dengan memukul pelan jidatnya

“Atas nama Anja” merasa namanya dipanggil Anja langsung mengambil pesanannya dan dia berjalan menuju meja Mahesa. Dia sangat gugup sudah lama dia tidak bertemunya mungkin sekitar empat tahun. Saat Anja duduk suasananya masih canggung, Mahesa yang sibuk dengan handphone dan Anja yang sibuk mengaduk – aduk minumannya Setelah beberapa menit suasana canggung pun pecah saat Mahesa mengeluarkan suara

“Gimana kabar lo sekarang??” tanya Mahesa

“Baik kok lo gimana?” balas Anja

“Sama..”

Suasana canggung pun dimulai lagi, sebenarnya mereka berdua ini saling merindu tapi sifat egois mereka sangat mendominasi.

“Mmm udah berapa hari disini?” tanya Anja

“Baru aja dateng gue”

“Oh gitu..”

“Sekarang lo mau kemana lagi?” tanya Mahesa

“Gatau gue binggung hehe” dengan menggaruk tengkuk kepala yang tidak gatal

“Mau ikut gue nggak?”

“Ha?kemana Sa?”

“Gue lagi pengen liat sunset mumpung hari ini cerah banget”

“Gimana mau nggak?” tawar Mahesa lagi

“Mmm.. boleh deh, terus kita naik apa?”

“Ah gue bawa mobil kok”

“Oh gitu..”

“Mau sekarang nggak? Takut macet”

“Ayo deh”

Mereka bangkit dari tempat duduk dan berjalan bersama menuju tempat parkir. Saat sampai Mahesa membukakan pintu mobil untuk Anja, setelah itu dia berlari kecil dan masuk ke dalam mobilnya. Di dalam perjalanan mereka masih saja merasa canggung

“Ini jadi awkward banget si argh!!” batin Anja

“Gue binggung mau nyari topic apa??” batin Mahesa

“Esa..”

Mahesa langsung menoleh ke arah Anja

“Iya kenapa Nja??”

“Mmm.. gue boleh dengerin lagu nggak??”

“Boleh kok nja mau pakek playlist gue apa lo?”

“Pakek punya gue aja Sa”

“Oh oke”

Anja mengeluarkan handphonenya dan menyalakan Bluetooth, dia memilih lagu yang akan diputarnya dan dia memilih lagu I’ll Remember Day6 bagi Anja lagu ini cocok dengan keadaannya sekarang Saat mendengarkan lantunan lagunya Mahesa sedikit terkejut, ternyata wanita disebelahnya ini masih menyukai lagu yang sama dengannya

“Ternyata lo masih suka ya sama day6”

“Iyadongg gue mah my day sejati”

“Kalo lo gimana??” tanya Anja

“Ya masih lah hidup gue nggak bisa tanpa mereka”

“Alay lo”

Mereka pun tertawa Setelah beberapa jam kemudia mereka akhirnya sampai di tempat tujuan. Untung saja saat mereka sampai matahari belom terbenam. Mereka keluar dan berjalan bersama menuju pantai dan duduk di tengah – tengah pasir yang sangat luas.

“Mmm Nja lo mau minum apa? Biar gue beliin”

“Apa ya terserah lo deh Sa”

“Yauda tunggu bentar”

Anja hanya membalas anggukan Beberapa menit kemudia Mahesa kembali dengan membawa dua botol coca cola

“Nih Nja”

“Makasih Sa”

Mahesa langsung duduk disebelahnya. Suasana sudah mulai gelap ini pertanda bahwa matahari akan terbenam dan sekarang saatnya

“Indah banget ya” kata Anja

“Iya..”

“..kayak lo nja” batin Mahesa Udara malam semakin dingin Mahesa melepaskan jaketnya dan memakaikannya kepadanya, Anja sangat terkeju karna ini sangat tiba – tiba baginya

“Makasih Sa..”

“Iya sama – sama”

“Gue denger – denger Haris sama Resa minggu depan mau tunangan?” tanya Mahesa

“Iya kok lo tau??”

“Iya dong apa yang gue nggak tau”

“Lo masih sama aja Sa masih nyebelin”

“Kalo ganteng gimana? Masih sama kan?” tanya Mahesa

“Enggak lo makin jelek” ejek Anja

“Lo nyebelin ya..” Mahesa mengacak – acak rambutnya

“Ih lo sukanya gitu” Anja membenarkan rambutnya

“Kalo lo gimana udah punya pacar?” tanya Mahesa

Anja yang tadi membenarkan rambutnya menjadi dia karna terkejut dengan pertanyaanya “Mm.. belom kok”

“Oh jadi gue masih punya kesempatan lagi” kata Mahesa dengan nada kecil

“Lo tadi bilang apa sa??”

“Ah enggak kok Nja”

“Bulannya bagus banget ya” kata Anja

“Iya Nja..”

Mereka masih melihat indahnya bulan, tanpa sadar tangan Anja merasa hangat dia pun menunduk dan melihat tangannya digenggam oleh Mahesa

“Mmm.. Sa..”

“Biar gini dulu aja Nja”

Anja langsung memalingkan wajahnya supaya Mahesa tidak melihat wajah merahnya

“Nja..”

“I-iya Sa?”

“Kalo semisal kita balik kayak dulu gimana??”

Sangking terkejutnya Anja tidak menjawab pertanyaan Mahesa “Mungkin gue ngomong mendadak banget tapi gue masih sayang sama lo Nja, selama gue di London gue enggak berhenti – berhentinya mikirin lo..”

“…waktu lo bilang mau putus, gue bener – bener kaget Nja kayak kita nggak pernah ada masalah tapi lo minta putus”

“Sakit Nja gue bener sakit”

“…maaf Sa…”

“Gapapa Nja gapapa ini juga salah gue karna minta ldr an”

“Mmm… jadi gimana Nja lo mau kan..?”

Anja langsung membalas genggaman tangannya

“Gue juga Sa, gue juga masih sayang sama lo…”

Mahesa langsung menoleh dan melihat Anja yang merentangkan tangannya, Mahesa dengan sigap memeluk wanita di hadapannya ini

“I love you Nja”

“I love you too Sa”