honeynight

#No tittle

Di awal bulan maret yang sendu dan didampingi turunnya hujan yang lumayan cukup deras, membuat wanita yang paruh baya ini sungguh bosan yang sedari tadi menatap keluar melalui jendela kamarnya ini. Anja iya itu adalah namanya cukup indah bukan? Nama dan wajah juga sama – sama indah, terkadang si wanita ini merasa gundah setiap langit yang tidak bersahabat ini. Awalnya dia ingin sekali keluar untuk mengurangi kesuntukan karna pekerjaan yang sangat menumpuk tapi tuhan malah berkata sebaliknya dan membuat air dari langit ini turun. Sekarang Anja hanya bisa melihat suasana hujan yang dingin ini.

Dan ada seorang laki – laki yang masuk ke kamarnya dengan membawa gelas berisi teh panas untuknya.

“Ini buat lo”kata pria ini

“Makasih yis”

“Masih hujan?”

“Iya gue udah bosen banget daritadi nungguin hujan nggak redah – redah”

“Ditunggu dulu nanti juga redah”

Anja hanya membalas anggukan dan pria sekaligus kakak ini keluar dari kamarnya. Dia mengambil gelas dan meminum teh nya sedikit, dan masih juga memandangi langit yang masih abu – abu ini. Terkadang datangnya hujan bagi Anja membawa kenangan lama yang masih dia simpan di dalam lubuk hatinya. Dia sangat merindukan seorang pria yang pernah masuk dalam kehidupannya, pernah membuatnya bahagia sampai ke langit dan rasanya tidak ingin turun, pernah membuatnya mabuk kasmaran. Tapi semuanya hanya kenangan belaka.

Mahesa iya Mahesa sungguh indah namanya sama seperti orangnya, mahkluk ciptaan tuhan yang paling indah bagi Anja. Hari demi hari dia merindukan sosok pria ini, merindukan tawanya, merindukan senyumannya, dan juga merindukan setiap kata yang dilontarkan untuk menyemangatinya dikala dia mengalami kesulitan. Sungguh rasanya ingin kembali ke masa lalu coba saja ada cara untuk membalikan waktu dia pasti aku kembali ke masa lalu dan memperbaiki semuanya yang sudah rusak. Hubungan yang mereka jalani sudah tiga tahun lamanya dengan gampangnya dihancurkan oleh kesalahan Anja sendiri.

Mengapa dulu dia tidak mempercayai pacarnya oh bukan mantan pacarnya dan malah percaya dengan omong kosong seorang laki yang tidak dikenalnya? Sungguh bodoh bukan Anja?. Waktu masih jaman kuliah dia menerima pesan tidak dikenal dan mengatakan kalau Mahesa ini sedang selingkuh dan juga ada foto bukti, itu yang membuat Anja mempercayai pesan ini. Dia langsung pergi mencari Mahesa, mereka juga mengalami pertengkaran yang hebat, adu mulut yang cukup panas. Akhirnya Mahesa memutuskan untuk mengakhiri hubungan mereka. Anja yang mendengarkannya sangat terkejut. Apakah orang yang selama ini dia sayangi benar – benar main dibelakangnya? Atau ada maksut lain? Anja sampai sekarang pun masih belom mendapatkan jawaban yang pasti tentang putusnya hubungan ini.

Selang beberapa jam, hujan akhirnya redah dan dia pun bersiap untuk pergi menemui temannya yang sudah dari tadi menunggu di kafe. Setelah perjalanan yang cukup lama dikarenakan macetnya jalan dia pun sampai di kafe tersebut, mencari keberadaan temannya ini dan ya dia menemukannya

“Res maaf ya, biasa jalanan macet banget”

“Santai kali, lo duduk gih mau pesen apa? Biar gue pesenin” kata Resa

“Kayak biasa deh”

“Oke tunggu bentar ya”

Anja hanya membalas anggukan. Sambil menunggu dia pun melihat sesuatu seperti undangan pernikahan, apakah temannya ini akan menikah? Kalo iya sungguh bahagia bukan main Anja ini. Tapi dengan siapa temannya akan menikah? Kok dia tidak pernah bilang Anja pun berusahan melihat namanya dan tiba – tiba Resa temannya ini datang membawa pesanannya ini

“Ini Nja”

“Makasih ya Res”

“Eh lo mau nikah ya? Kok nggak pernah bilang ke gue si??” tanya Anja

Resa pun binggung apa maksud temannya ini

“Ha gue nikah? Halu kali lo”

“Lah tuh bukannya undang pernikahan ya?” tunjuk Anja

“Oh itu, itu sepupu gue mau nikah dan dia juga ngundang lo”

“Sepupu lo yang mana?”

“Manda”

“Oh Manda nikah sama sapa??”

“Udah nanti aja tanyanya mending lo makan deh”

Dan mereka pun langsung menyantap makanan mereka masing – masing, setelah selesai tidak lupa untuk berbincang – bincang masalah perkerjaan, dan juga sedikit bergosip namanya juga wanita tidak bisa kalo tidak bergosip. Resa pun bertanya kepada Anja

“Nja gimana lo sama Esa? Udah baikan?”

“Belom Res, gimana mau baikan kita aja jarang komunikasi”

“Terakhir komunikasi aja waktu kita lulus, emang kenapa?” tanya Anja

“Gapapa gue cuman tanya aja si”

“Lo nggak ada yang disembunyiin dari gue kan?” tanya Anja lagi

“Mmm gimana yan Nja mau jelasin gue binggung”

Perasaan Anja pun mulai tidak enak

“Jelasin pelan – pelan”

“Sebenernya Nja waktu kita lulus Esa kerumah gue, dia cerita banyak banget masalah lo sama dia dan waktu yang lo bilang kalo Esa selingkuh itu salah besar”

Anja mulai binggung ini maksudnya apa dia masih mencerna kata – kata temannya ini

“Maksud lo Res?”

“Foto itu kakak perempuan Esa yang udah lama tinggal di luar,dan waktu balik dia nggak ngabarin Esa dan langsung nemuin Esa dikampus”

Anja lagi – lagi masih terdiam

“Iya gue tau Esa nggak pernah cerita masalah kakaknya ini soalnya itu kakak tirinya”

Kondisi Anja benar – benar merasa bersalah yang terjadi di masa lalu. Ingin rasanya mencari keberadaannya dan meminta maaf tapi apa sudah telat untuk menyesali ini semua?

“Oh iya ini undangannya”

Anja menerima undangnya dan tertulis pernikahan atas nama manda dan mahesa, bentar ini bukan mahesa yang dia kenalkan? Semoga saja bukan

“Ini Mahesa sapa?” tanya Anja dengan ragu

“Mahesa Adhitama, Mahesa mantan lo”

Sudah hancur seketika hatinya,mengapa disaat dia menyesali semua kesalahanya dan ingin meminta maaf seketika harus mendengar bahwa dia akan menikah dengan seseorang? Sungguh malang bukan nasib Anja?. Ini mungkin yang dinamakan hukum karma tapi bukannya ini terlalu keji dan kejam bagi Anja? Sekarang dia menyesali semua dan sebenarnya dia ini masih sayang tapi mengapa dia dulu tidak percaya dengannya? Bodoh bukan?

Setelah mereka berpamitan, Anja langsung pulang kerumahnya dengan wajah yang sudah ditekuk. Untung saja dirumah tidak ada orang jadi dia masih bebas tidak ditanyai masalahnya sekarang. Saat dia memasuki kamar dia langsung melempar tasnya ke kasur dan duduk di sofa. Anja menatap ke arah langit – langit kamar dan meratapi penyesalannya. Dia mengambil undangan pernikahan dan melihatnya

“Ternyata udah bahagia ya”

“Coba kalo gue nggak percaya sama orang lain mungkin kita nggak ada kata putus”

“Gue kangen lo Sa bener – bener kangen, mungkin gue nggak bisa ngomong ini langsung tapi gue bener – bener minta maaf dan gue juga masih sayang lo”

“Tapi mau gimana lagi kan? Semoga lo bahagia”

“Gue seneng ngeliat lo bisa senyum meskipun bukan karna gue”

Don’t want to believe it Cause I’m fellin’ lately That I miss you badly Sometimes I wish That I could still call you mine Still call you mine Now all l’ve got is The stain on my blue jeans

#No tittle

Di awal bulan maret yang sendu dan didampingi turunnya hujan yang lumayan cukup deras, membuat wanita yang paruh baya ini sungguh bosan yang sedari tadi menatap keluar melalui jendela kamarnya ini. Anja iya itu adalah namanya cukup indah bukan? Nama dan wajah juga sama – sama indah, terkadang si wanita ini merasa gundah setiap langit yang tidak bersahabat ini. Awalnya dia ingin sekali keluar untuk mengurangi kesuntukan karna pekerjaan yang sangat menumpuk tapi tuhan malah berkata sebaliknya dan membuat air dari langit ini turun. Sekarang Anja hanya bisa melihat suasana hujan yang dingin ini.

Dan ada seorang laki – laki yang masuk ke kamarnya dengan membawa gelas berisi teh panas untuknya.

“Ini buat lo”kata pria ini

“Makasih yis”

“Masih hujan?”

“Iya gue udah bosen banget daritadi nungguin hujan nggak redah – redah”

“Ditunggu dulu nanti juga redah”

Anja hanya membalas anggukan dan pria sekaligus kakak ini keluar dari kamarnya. Dia mengambil gelas dan meminum teh nya sedikit, dan masih juga memandangi langit yang masih abu – abu ini. Terkadang datangnya hujan bagi Anja membawa kenangan lama yang masih dia simpan di dalam lubuk hatinya. Dia sangat merindukan seorang pria yang pernah masuk dalam kehidupannya, pernah membuatnya bahagia sampai ke langit dan rasanya tidak ingin turun, pernah membuatnya mabuk kasmaran. Tapi semuanya hanya kenangan belaka.

Mahesa iya Mahesa sungguh indah namanya sama seperti orangnya, mahkluk ciptaan tuhan yang paling indah bagi Anja. Hari demi hari dia merindukan sosok pria ini, merindukan tawanya, merindukan senyumannya, dan juga merindukan setiap kata yang dilontarkan untuk menyemangatinya dikala dia mengalami kesulitan. Sungguh rasanya ingin kembali ke masa lalu coba saja ada cara untuk membalikan waktu dia pasti aku kembali ke masa lalu dan memperbaiki semuanya yang sudah rusak. Hubungan yang mereka jalani sudah tiga tahun lamanya dengan gampangnya dihancurkan oleh kesalahan Anja sendiri.

Mengapa dulu dia tidak mempercayai pacarnya oh bukan mantan pacarnya dan malah percaya dengan omong kosong seorang laki yang tidak dikenalnya? Sungguh bodoh bukan Anja?. Waktu masih jaman kuliah dia menerima pesan tidak dikenal dan mengatakan kalau Mahesa ini sedang selingkuh dan juga ada foto bukti, itu yang membuat Anja mempercayai pesan ini. Dia langsung pergi mencari Mahesa, mereka juga mengalami pertengkaran yang hebat, adu mulut yang cukup panas. Akhirnya Mahesa memutuskan untuk mengakhiri hubungan mereka. Anja yang mendengarkannya sangat terkejut. Apakah orang yang selama ini dia sayangi benar – benar main dibelakangnya? Atau ada maksut lain? Anja sampai sekarang pun masih belom mendapatkan jawaban yang pasti tentang putusnya hubungan ini.

Selang beberapa jam, hujan akhirnya redah dan dia pun bersiap untuk pergi menemui temannya yang sudah dari tadi menunggu di kafe. Setelah perjalanan yang cukup lama dikarenakan macetnya jalan dia pun sampai di kafe tersebut, mencari keberadaan temannya ini dan ya dia menemukannya

“Res maaf ya, biasa jalanan macet banget”

“Santai kali, lo duduk gih mau pesen apa? Biar gue pesenin” kata Resa

“Kayak biasa deh”

“Oke tunggu bentar ya”

Anja hanya membalas anggukan. Sambil menunggu dia pun melihat sesuatu seperti undangan pernikahan, apakah temannya ini akan menikah? Kalo iya sungguh bahagia bukan main Anja ini. Tapi dengan siapa temannya akan menikah? Kok dia tidak pernah bilang Anja pun berusahan melihat namanya dan tiba – tiba Resa temannya ini datang membawa pesanannya ini

“Ini Nja”

“Makasih ya Res”

“Eh lo mau nikah ya? Kok nggak pernah bilang ke gue si??” tanya Anja

Resa pun binggung apa maksud temannya ini

“Ha gue nikah? Halu kali lo”

“Lah tuh bukannya undang pernikahan ya?” tunjuk Anja

“Oh itu, itu sepupu gue mau nikah dan dia juga ngundang lo”

“Sepupu lo yang mana?”

“Manda”

“Oh Manda nikah sama sapa??”

“Udah nanti aja tanyanya mending lo makan deh”

Dan mereka pun langsung menyantap makanan mereka masing – masing, setelah selesai tidak lupa untuk berbincang – bincang masalah perkerjaan, dan juga sedikit bergosip namanya juga wanita tidak bisa kalo tidak bergosip. Resa pun bertanya kepada Anja

“Nja gimana lo sama Esa? Udah baikan?”

“Belom Res, gimana mau baikan kita aja jarang komunikasi”

“Terakhir komunikasi aja waktu kita lulus, emang kenapa?” tanya Anja

“Gapapa gue cuman tanya aja si”

“Lo nggak ada yang disembunyiin dari gue kan?” tanya Anja lagi

“Mmm gimana yan Nja mau jelasin gue binggung”

Perasaan Anja pun mulai tidak enak

“Jelasin pelan – pelan”

“Sebenernya Nja waktu kita lulus Esa kerumah gue, dia cerita banyak banget masalah lo sama dia dan waktu yang lo bilang kalo Esa selingkuh itu salah besar”

Anja mulai binggung ini maksudnya apa dia masih mencerna kata – kata temannya ini

“Maksud lo Res?”

“Foto itu kakak perempuan Esa yang udah lama tinggal di luar,dan waktu balik dia nggak ngabarin Esa dan langsung nemuin Esa dikampus”

Anja lagi – lagi masih terdiam

“Iya gue tau Esa nggak pernah cerita masalah kakaknya ini soalnya itu kakak tirinya”

Kondisi Anja benar – benar merasa bersalah yang terjadi di masa lalu. Ingin rasanya mencari keberadaannya dan meminta maaf tapi apa sudah telat untuk menyesali ini semua?

“Oh iya ini undangannya”

Anja menerima undangnya dan tertulis pernikahan atas nama manda dan mahesa, bentar ini bukan mahesa yang dia kenalkan? Semoga saja bukan

“Ini Mahesa sapa?” tanya Anja dengan ragu

“Mahesa Adhitama, Mahesa mantan lo”

Sudah hancur seketika hatinya,mengapa disaat dia menyesali semua kesalahanya dan ingin meminta maaf seketika harus mendengar bahwa dia akan menikah dengan seseorang? Sungguh malang bukan nasib Anja?. Ini mungkin yang dinamakan hukum karma tapi bukannya ini terlalu keji dan kejam bagi Anja? Sekarang dia menyesali semua dan sebenarnya dia ini masih sayang tapi mengapa dia dulu tidak percaya dengannya? Bodoh bukan?

Setelah mereka berpamitan, Anja langsung pulang kerumahnya dengan wajah yang sudah ditekuk. Untung saja dirumah tidak ada orang jadi dia masih bebas tidak ditanyai masalahnya sekarang. Saat dia memasuki kamar dia langsung melempar tasnya ke kasur dan duduk di sofa. Anja menatap ke arah langit – langit kamar dan meratapi penyesalannya. Dia mengambil undangan pernikahan dan melihatnya

“Ternyata udah bahagia ya”

“Coba kalo gue nggak percaya sama orang lain mungkin kita nggak ada kata putus”

“Gue kangen lo Sa bener – bener kangen, mungkin gue nggak bisa ngomong ini langsung tapi gue bener – bener minta maaf dan gue juga masih sayang lo”

“Tapi mau gimana lagi kan? Semoga lo bahagia”

“Gue seneng ngeliat lo bisa senyum meskipun bukan karna gue”

Don’t want to believe it Cause I’m fellin’ lately That I miss you badly Sometimes I wish That I could still call you mine Still call you mine Now all l’ve got is The stain on my blue jeans

Saturday night

Setelah berganti baju Anja keluar dari kamar dan menuruni setiap anak tangga. Saat dibawah di disuguhi pemandangan yang amat indah yaitu Esa, padahal Esa nggak ngapa – ngapain cuman duduk dan main hp tapi bagi Anja itu Esa itu indah banget kayak lukisa mahal cuman bisa dilihat nggak bisa digapai sekali digapai harus berusaha mendapatkannya. Anja langsung duduk disebelah kursi dekat Esa sambil menunggu Haris di kamar mandi. Dan Esa menyadari kalo daritadi ada yang melihatinya tapi sifat bodoamatnya lah yang menguasainya. Haris pun keluar dari kamar mandi dan menuju ruang tamu.

“Kita mau kemana si?” tanya Anja

“Mau ke angkringan belakang sekolah” jawab Haris

“Kenapa lo gamau nja?” tanya Aji

“Mau kok sapa bilang nggak, ayo cepet gue laper” jawab Anja

Mereka pun keluar dari rumah dan langsung pergi menuju angkringan, di setiap perjalan Anja hanya fokus melihat Esa, alasannya setiap melihat Esa hati Anja nyaman sekaligus mendebarkan. Akhirnya mereka pun sampai di angkringan. Anja memang tidak ada bosan – bosannya melihat Esa mungkin ini efek jatuh cinta jadi tidak ada kata bosan untuk ini.

“Lo cari tempat dulu Nja gue sama Aji mau rokok an dulu” kata Haris

“Jangan banyak – banyak gue bilangin mama nanti” jawab Anja

“Enggak cuman 1 batang, udah sana kasian Esa nungguin”

“Iya – iya, awas lo kalo banyak gue aduin beneran” ancam Anja

“Iyaaa dasar tukang cepu udah sana”

Di sisi lain

“Eh Ji pulang yuk” kata Haris

“Lah gimana si?? Kan kita mau malmingan” balas Aji

“Udah pulang aja main game sama gofood makanan”

“Oke kalo gitu, terus mereka gimana?”

“Gampang entar gue telfon si Anja”

drrt drrt

“Yis lo dimana si kok lama??” tanya Anja

“Eh Nja sorry sumpah perut gue sakit banget jadi gue ma Aji pulang duluan”

“LAH?!!! Terus kita gimana??”

“Lo makan aja berdua dulu entar kalo udah pulang oke”

“Sumpahh Yis lo gaseruuu” jawab Anja

“Hehe maaf, ntar bilangin si Esa gue pulang dulu”

“Hmmm”

“Gue tutup ya byee”

tut

“Kenapa Nja?” Tanya Esa

“M-mm itu si Ayis pulang duluan soalnya perutnya sakit”balas Anja

“Oalaa,terus gimana lo katanya mau makan?”

Anja hanya membalas anggukan

“Yauda gue pesenin dulu”

“Eh nggak usah Sa biar aku aja”

“Gapapa gue aja lo duduk sini” jawab Esa

Esa pun memesan makanan untuk mereka berdua, berbeda dengan Anja jantungnya serasa mau copot soalnya ini pertama kali dia makan sama doi padahal ini nggak direncanaain. Anja masih berusaha menormalkan jantungnya, tiba – tiba Esa datang dengan makanan mereka

“Ini Nja” Esa memberikan makanan ke Anja

“Iya makasih Sa”

Di saat mereka makan tidak ada sekata keluar dari mulut anak dua ini. Mereka benar – benar menikmati makanan ini, tapi di sisi lain ada seorang pria ini menatap perempuan di depannya ini

“Cantik juga” batin Esa

“Eh gue ngapain mikir kayak gini” batin Esa sambil memukul kepalanya

Anja pun menyadari pun bertanya “Kenapa Sa? Pusing?”

“A-aa enggak kok, udah selesai makannya?”

“Udahh, tapi aku boleh minta anter nggak sebelum pulang?”

“Kemana?”

“Ke indomaret aku lagi pengen es krim hehe” Anja juga menunjukan eye smilenya

“Gila manis banget” batin Esa sampai – sampai nih telinganya memerah

“Uhmm sa kamu gapapa?” tanya Anja

“G-apapa kok, yauda ayo balik”

Anja hanya membalas anggukan. Dan mereka keluar menuju ke tempat parkiran. Setelah si kuning hidup Anja menaikinya dan si kuning langsung melaju. Di perjalanan pun Anja menikmati suasana malam minggu ini terlihat ramai sekali benar –benar malam minggu yang sangat special bagi Anja. Dan Esa nggak sengaja melihat kea rah spion dan terpampang jelas wajah ceria si gadis ini, dalam keadaan tidak sadar Esa pun ikut tersenyum. Dan tibalah mereka ke indomaret.

“Eh Esa nggak usah turun biar aku aja yang beli” kata Anja

“Hm oke gue tunggu di sana” Esa menunjuk tempat duduk disekitaran indomaret

Anja berjalan ke indomaret, ketika masuk dia mencari eskrim yang di idamkan dari kemarin

“Nahh ini” Anja mengambil satu

“Esa mau nggak ya?? Gue beliin aja deh” kata Anja dan mengambil lagi eskrimnya

Setelah membayar dia keluar dan menuju tempat yang diduduki Esa

“Ini buat kamu” Anja memberikan eskrim ke Esa

“Makasih”

Mereka berdua asik memakan eskrim dan melihat pemandangan cantiknya cahaya lampu dimalam hari

“Cantik ya” kata Anja

“Apanya?” balas Esa

“Cahaya kota waktu malem”

“Hm iya”

Anja langsung menoleh ke arah Esa dan seketika menemukan noda eskrim di daerah mulutnya

“Esa kalo makan eskrim kayak anak kecil” Anja pun membersihkan noda dengan ibu jarinya

Esa kaget dan juga menoleh ke arah Anja

“Lah jantung gue kenapa ya?? Masak gue sakit tapi bokap ma nyokap gaada riwayat sakit jantung” batinnya dan juga memegang dadanya

“Esa gapapa?” tanya Anja dan melambaikan tangan ke arah wajahnya

“Haaa o-oo aku gapapa kok”

“Tapi itu kok dipegangin? Sakit? Esa yang tadi memegang menjadi menjauhkan tanganya

“Gapapa kok”

“Ooo yaudah ayo pulang takutnya Haris nanyain”

Setelah menghabiskan eskrim mereka langsung balik kerumah Anja

Futsal

Sebenarnya bel pulang sudah berbunyi dari tadi tapi dasarannya Anja yang betah banget di sekolah nggak tau kenapa tapi nyaman aja di sekolah.

Dia turun dari tangga dan langsung menuju ke parkiran. Haris sudah menunggu saudaranya ini dari tadi.

“Lama banget ngapain lo?” tanya Haris

“Nggak ngapa – ngapain ehehe”

“Kebiasaan lo, yok cepet gue udah ditungguin”

Anja memakai helm dan naik ke sepeda Haris, setelah sudah siap Haris menarik gas dan keluar dari lingkungan sekolah.

Suasananya mendung mau hujan tapi untung aja lapangan buat latihan ini indoor jadi kalo hujan nggak kenak. Mereka sekarang sudah sampai di tempat latihannya di Haris. Anja bilang mau beli minum dulu katanya haus Harisnya mah iyain aja biar cepet soalny Haris udah ditungguin banyak orang.

Anja binggung banget milih minum enaknya minum air putih apa air soda, setelah berpikir panjang dia beli air putihnya dua pikirnya si buat Haris kalo mau.

Saat Anja masuk kok aneh gitu, dia ngeliatin ke arah lapangn terus sambil cari tempat duduk. Sudah menemukan tempat duduk yang ada tasnya Haris dia melihat lagi ke arah lapangan rasanya kok aneh itu cowok kayak pernah liat batin Anja. Ternyata bener si Esa ada disitu, sumpah Anja beneran gak tau kalo Esa ikut eskul futsal kira dia Esa tuh ikut eskul olim atau apa gitu.

“Wah Esa gila si bisa ketemu disini fix gue sama dia jodoh no debat fix” batin Anja


Beberapa jam kemudian mereka disuruh untuk istirahat, nah otomatis Haris sama Esa tuh ke tempat duduknya Anja. Anja udah nyiapin hati buat nggak gugup ketemu Esa tapi usahanya gagal.

“Hai Esaa ehehe” Anja masang muka cengengesan

Esa mah cuman bales anggukan doang

“Nih cowok kadang bisa ngomong kadang kagak hadehhh” batin Anja

“Oh iya Sa ini buat lo” Anja memberikan botol minuman tadi ke Esa, padahal niatnya buat kasih Haris

“Lah gue nja??” tanya Haris

“Lo punya kaki kan bisa jalan kan beli sendiri sono” balas Anja

“Makasih Nja” balas Esa dengan senyuman

“Wah gila damagenya sampek jantung sampek jantung gue mau jatuh ke bawah gila manis bangettt” batin Anja lagi

“Lo sama sodara sendiri gitu” kata Haris

“Biarin wlee”


Dan latihan mereka dimulai lagi. Anja dari tadi ngeliatin ke arah lapangan bukan liat bolanya tapi liat Esa nya

“Gilaaa ganteng banget si lo Saaaa, fix lo harus jadi pacar gue gamau tau itu” gumam Anja

Si Esa daritadi lari kesana kesini ngiring bola otomatis dia keringetan kan rambutnya juga basah nah yang pasti rambutnya ngehalangin matanya Esa langsung nyisir rambut ke belakang, udah tau kan reaksinya Anja gimana.

“YA AMPUNNN GUE DISINI LAMA LAMA BISA GILA BISA MIMISAN AAAAAAAA TIDAKK MAAA ANAKMU MAU PINGSANNNN!!!!” teriak kecil sambil salting gajelas dan juga diliatin orang, Anja mah bodo amat kalo diliatin orang.

“maaf”

Di pagi hari ini masih seperti biasa bagi Anja bangun pagi sarapan dan jangan lupa buat adu mulut sama Haris itu udah kebiasaan pagi Anja, sampek – sampek orang tua mereka udah nyerah aja sama anak – anaknya ini.

Dan juga seperti biasa Haris ini tukang ngebut udah kayak valentino rossi aja,padahal ya Anja udah mukul kepala,nyekek leher trs jiwit badannya masih aja ngebut. Sabar banget jadi Anja.

Setelah sampai di sekolah, dia langsung pergi menuju kelasnya Haris langsung ditinggal aja. Dia mau meluncurkan misinya buat minta maaf ke Mahesa.

Ehh barusan aja diomongin ternyata si Mahesa lagi didepan kelasnya kayak baca – baca buku catatan gitu,oh iya perlu kalian tau kelasnya Anja sama Mahesa tuh sebelahan trs juga kelas mereka lantai 2 jadi kayak ada balkonnya didepan kelas.

Anja langsung menghampiri Mahesa.

“Mmm Esa..”

“Apa??” jawab Esa yang masih asik baca buku

“Itu.. maaf ya kalo bikin kamu marah..” kata Anja sambil menunduk dan memainkan tangannya

“Aku nggak marah”

“T-tapi kok chatku cuma di read doang” Anja yang awalnya menunduk langsung melihat ke arah Esa

“Ya terserah aku kan buat ngeread??”

“Iya sih.. tapi maaf ya kalo bikin kamu marah atau risih”

“Gapapa aku nggak marah”

“Eh sa..” Anja masih mau ngobrol tapi ada seorang wanita yang mengahampiri Esa

“Esaaaa dicariin dari tadii ternyata disini ayoo keruang guru kita dicariin sama bu Nita”

“Oh yauda ayo”

“Nja gue duluan ya” kata Esa

Anja cuman mbales dengan anggukan terus juga dia masih ingat kalo cewek itu pernah pulang bareng sama doi nya ini langsung aja diliat name tagnya

“Oh namanya Naila..” batin Anja

“Ih sumpah tuh anak ganggu banget enak – enak berbincang – bincang malah diganggu” Anja langsung balik badan jalan menuju kelasnya dengan kesal.


Bel istirahat pertama pun berbunyi, anak – anak langsung keluar seperti ayam yang dilepas dari kandangnya berbondong – bondong ke kantin. Tapi Anja dkk lagi nggak pengen ke kantin jadi si Luna berinisiatif buat bawa roti lapis yang banyak jadi bisa dibagi

Resa dan luna sudah masuk ke kelas Anja dan Resa melihat target ada anak yang sedang melamun.

“WOYY!!”

“EH AYAM” Anja berteriak kaget

“EH LO YA EMANG MINTA GUE TAMPOL SINI LO!!” Anja yang daritadi mau mukul si Resa tapi dihadang sama kedua sahabatnya ini.

“Ya sorry hehe lo juga ngapain ngelamun mikirin apa?mikirin utang? HAHAHA” kata Resa

“Sumpah ya lo emang minta dibuang ke laut” balas Anja

“Lah daritadi lo ngelamun nja gue kira lo ikut nyatet yang tadi diomongin sama bu Nana” kata Lia

“Hehe” balas Anja dengan menggaruk belakang kepalanya

“Nihh rotinyaa” kata Luna

Mereka langsung ngambil roti dari si Luna

“Mikirin apa lo nja?” tanya Luna

“Mikirin esa ya lo???” tanya Resa

“Tuh tau jawabannya ngapain tanya gue” balas Anja sewot

“HAIII KAKAKKUUU” teriak Nina

Nina lari kecil ke arah mereka dan mengambil kursi untuk duduk. Luna juga ngasih potongan roti buat Nina

“Kenapa ihh?” tanya Nina

“Tuh si Anja keknya badmood tapi gamau cerita” sindir Luna

“IH IYAIYA GUE CERITAAAA”

“Nah gitu dong yuk cerita” balas Lia

Anja langsung menceritakan mulai awal, mulai Esa ngechat di duluan ,Anja yang nyari topik, masalah chat di read dan juga masalah cewek yang tadi.

“Lo tuh ya kalo cari topik yang bener” kata Lia

“Lah gue binggung njir” balas Anja

“Emang pada dasarnya lo yang gabisa cari topik” balas Luna

“Salahin aja gue terus”

“Emang lo salah” balas Resa

“Ahh emang gaada yang belain gue,oh nin kamu belain aku kan???” tanya Anja penuh harapan

“Enggak untuk kali ini kak maaf hehe”

Anja langsung menidurkan badannya ke meja

“Terus gue mau gimana?? kayaknya si cewek itu deket banget sama Esa”

“Sapa si ceweknya?” tanya Lia

“Tadi gue liat si namanya Naila”

“Ohhh Naila dia emang deket bangett sama Esa, tapi katanya si cuman temen udah dari orok” balas Lia

“Mmm gitu” balas Anja

Dan nggak kerasa bel masuk berbunyi, mereka langsung balik ke kelasnya masing – masing.

“maaf”

Di pagi hari ini masih seperti biasa bagi Anja bangun pagi sarapan dan jangan lupa buat adu mulut sama Haris itu udah kebiasaan pagi Anja, sampek – sampek orang tua mereka udah nyerah aja sama anak – anaknya ini.

Dan juga seperti biasa Haris ini tukang ngebut udah kayak valentino rossi aja,padahal ya Anja udah mukul kepala,nyekek leher trs jiwit badannya masih aja ngebut. Sabar banget jadi Anja.

Setelah sampai di sekolah, dia langsung pergi menuju kelasnya Haris langsung ditinggal aja. Dia mau meluncurkan misinya buat minta maaf ke Mahesa.

Ehh barusan aja diomongin ternyata si Mahesa lagi didepan kelasnya kayak baca – baca buku catatan gitu,oh iya perlu kalian tau kelasnya Anja sama Mahesa tuh sebelahan trs juga kelas mereka lantai 2 jadi kayak ada balkonnya didepan kelas.

Anja langsung menghampiri Mahesa.

“Mmm Esa..”

“Apa??” jawab Esa yang masih asik baca buku

“Itu.. maaf ya kalo bikin kamu marah..” kata Anja sambil menunduk dan memainkan tangannya

“Aku nggak marah”

“T-tapi kok chatku cuma di read doang” Anja yang awalnya menunduk langsung melihat ke arah Esa

“Ya terserah aku kan buat ngeread??”

“Iya sih.. tapi maaf ya kalo bikin kamu marah atau risih”

“Gapapa aku nggak marah”

“Eh sa..” Anja masih mau ngobrol tapi ada seorang wanita yang mengahampiri Esa

“Esaaaa dicariin dari tadii ternyata disini ayoo keruang guru kita dicariin sama bu Nita”

“Oh yauda ayo”

“Nja gue duluan ya” kata Esa

Anja cuman mbales dengan anggukan terus juga dia masih ingat kalo cewek itu pernah pulang bareng sama doi nya ini langsung aja diliat name tagnya

“Oh namanya Naila..” batin Anja

“Ih sumpah tuh anak ganggu banget enak – enak berbincang – bincang malah diganggu” Anja langsung balik badan jalan menuju kelasnya dengan kesal.

‐—

Bel istirahat pertama pun berbunyi, anak – anak langsung keluar seperti ayam yang dilepas dari kandangnya berbondong – bondong ke kantin. Tapi Anja dkk lagi nggak pengen ke kantin jadi si Luna berinisiatif buat bawa roti lapis yang banyak jadi bisa dibagi

Resa dan luna sudah masuk ke kelas Anja dan Resa melihat target ada anak yang sedang melamun.

“WOYY!!”

“EH AYAM” Anja berteriak kaget

“EH LO YA EMANG MINTA GUE TAMPOL SINI LO!!” Anja yang daritadi mau mukul si Resa tapi dihadang sama kedua sahabatnya ini.

“Ya sorry hehe lo juga ngapain ngelamun mikirin apa?mikirin utang? HAHAHA” kata Resa

“Sumpah ya lo emang minta dibuang ke laut” balas Anja

“Lah daritadi lo ngelamun nja gue kira lo ikut nyatet yang tadi diomongin sama bu Nana” kata Lia

“Hehe” balas Anja dengan menggaruk belakang kepalanya

“Nihh rotinyaa” kata Luna

Mereka langsung ngambil roti dari si Luna

“Mikirin apa lo nja?” tanya Luna

“Mikirin esa ya lo???” tanya Resa

“Tuh tau jawabannya ngapain tanya gue” balas Anja sewot

“HAIII KAKAKKUUU” teriak Nina

Nina lari kecil ke arah mereka dan mengambil kursi untuk duduk. Luna juga ngasih potongan roti buat Nina

“Kenapa ihh?” tanya Nina

“Tuh si Anja keknya badmood tapi gamau cerita” sindir Luna

“IH IYAIYA GUE CERITAAAA”

“Nah gitu dong yuk cerita” balas Lia

Anja langsung menceritakan mulai awal, mulai Esa ngechat di duluan ,Anja yang nyari topik, masalah chat di read dan juga masalah cewek yang tadi.

“Lo tuh ya kalo cari topik yang bener” kata Lia

“Lah gue binggung njir” balas Anja

“Emang pada dasarnya lo yang gabisa cari topik” balas Luna

“Salahin aja gue terus”

“Emang lo salah” balas Resa

“Ahh emang gaada yang belain gue,oh nin kamu belain aku kan???” tanya Anja penuh harapan

“Enggak untuk kali ini kak maaf hehe”

Anja langsung menidurkan badannya ke meja

“Terus gue mau gimana?? kayaknya si cewek itu deket banget sama Esa”

“Sapa si ceweknya?” tanya Lia

“Tadi gue liat si namanya Naila”

“Ohhh Naila dia emang deket bangett sama Esa, tapi katanya si cuman temen udah dari orok” balas Lia

“Mmm gitu” balas Anja

Dan nggak kerasa bel masuk berbunyi, mereka langsung balik ke kelasnya masing – masing.

First day (2)

Bel istirahat berbunyi, Anja dan Lia menghampiri Resa dan Luna karena kelas mereka dekat. Setelah itu mereka menjemput si maknae tapi Nina nggak lagi ke kantin ternyata dia lupa bilang kalo bawa bekal terus mau makan sama temen kelasnya. Jadi mereka ke kantin cuman ber empat

Dikantin ramai sekali, untung saja ada meja kosong tapi sebelahan sama meja Haris dkk. Anja nggak begitu suka kalo deketan sama Haris disekolah gatau kenapa mungkin bosen ketemu terus. Anja dan Lia memutuskan untuk duduk dan nitip pesenan ke Resa sama Luna.

Disamping meja ada Haris, Felix, Aji sama Mahesa, yang lain rame cuman Mahesa yang tenang sambil makan bakso.

“Ini pesanannya mbak” kata Resa

“Makasih ya mbak” balas Anja

Resa dan Luna langsung duduk

“Sumpah ya tu sapa si namanya berisik banget” Luna menunjuk salah satu teman Haris

“Itu Aji emang berisik banget pengen banget gue sumpelin tisu” balas Anja

“Ehhh eh tu tu liatt” Resa menunjuk meja Haris

Mereka lagi asik melihat adek kelas menyatakan perasaan ke golongan mereka. Tapi aneh kok bukan Haris ya biasanya banyak banget fans nya Anja penasaran si adek kasih kesiapa

Pov Mahesa

“Ini buat kakak” adek kelas memberikan coklat dan surat ke Mahesa

Mahesa hanya melirik si adek dan menlanjutkan makannya yang tinggal dikit

“Ahh sini sini dek aku terima yaa” kata Aji

Si adek malu langsung lari keluar kantin

“Sa jangan dingin – dingin napa jadi orang”

Mahesa berdiri dan meninggalkan teman – temannya

Pov Anja

“Wah gila si Mahesa dingin banget kayak es berjalan” kata Resa

“Iya kok bisa gitu mamanya ngidam apa ya?” tanya Luna

“Guys..”

“Apa nja??” balas Lia

“Kalo gue deketin si Mahesa gimana?”

Sangking kagetnya Resa sampek keselek makanannya, Luna pun menepuk – nepuk punggung Resa

“Uhuk uhuk l-lo bilang apa nja?” tanya Resa

“Gue mau deketin Mahesa” balas Anja

“Yakin lo Nja?” tanya Lia

Anja hanya membalas anggukan

“Sumpah Nja mending cari yang lain timbang si es itu” kata Resa

“T-tapi gue sukanya sama dia dong gimana?”

“Yauda Nja tapi lo nggak boleh sakit hati kalo kelakuannya kayak gitu” kata Lia dengan mengelus pundaknya

Bel masuk pun berbunyi, untung aja makanan mereka habis jadi bel bunyi langsung masuk kelas


Bel pulang berbunyi. Anja nyamperin Haris buat pulang bareng eh kok ternyata si Haris mau main ya jadi si Anja pulang naik ojek

Anja lagi menunggu ojeknya dateng tapi lama banget mau hujan juga lagi. Terus Anja liat Mahesa tapi kok boncengin cewek masak udah punya pacar si pupus sudah harapan Anja.

Ojek Anja udah dateng dia naik ke motornya terus abangnya langsung jalan. Untung aja hujannya turun pas Anja udah dirumah. Dia langsung pergi ke kamar dan mandi.

First day

Di pagi hari ini rasanya sungguh malas untuk beraktifitas apa mungkin karna sekarang hari senin? atau kelamaan libur kenaikan kelas jadi mager banget. Anja sudah rapi langsung keluar dari kamar dan menuruni setiap anak tangga dengan lesu. Dia melihat di meja makan sudah ada kembarannya yang bernama Haris dan kedua orang tuanya.

“Dek kok lemes banget si kenapaa??” mama Santi

Anja berjalan ke meja makan dan langsung duduk disebelah Haris

“Gatau ma kayak males aja,apa gara – gara kelamaan libur yaa” balasnya

“Yaudah makan dulu entar juga semangat lagi” papa Dhanes

“Alahh lu mah cuman laper bukan males” ejek Haris

“Apaan si lu minta dipukul ha?!” Anja sudah siap melayangkan pukulan nya ke Haris tapi ditahan sang mama

“Anjaaa gaboleh gitu hayo, udah makan sana ntar dingin”

Haris menjulurkan lidah ke arah Anja, untung aja dia masih sabar banget sama kembarannya ini

setelah beberapa menit sarapan mereka sudah habis

“Ma makasih sarapannya yaa, aku berangkat duluu” kata Anja dengan mencium tangan sang mama

“Iyaaa sayangg, oh iya buat Haris jangan pulang ngertii”

“Enggak pulang malem palingan pulang pagi hehe”

Papanya hanya bisa terkekeh pelan dengan kelakuan anaknya ini. Sang mama hanya bisa mengelus dada dengan kelakuan anak lakinya yang sama seperti suaminya ini.

“Ma aku berangkat yaa” kata Haris dengan mencium tangan dan pipi mamanya

“Pa kita berangkat yaa” Anja dan Haris mencium tangan papanya

“Hati – hati Haris kamu gausah ngebut – ngebut ngerti?”

“Iya paaaa”

Mereka berdua sudah naik motor gede nya si Haris

“Yis sumpah lu awas aja sampek ngebut kayak kemaren gue tekek leher lo” kata Anja

“Kalo lo tekek mati dong gue trs nggak jadi sekolah” balas Haris

“Minta dipanggil tuhan ya lo emang, udah cepet ntar telat”

Haris menghidupkan mesinya dan langsung menarik gas sepedanya. Haris tetaplah Haris yang bandel, dia mengebut dan membelah jalan raya.

Setelah sampai disekolah Haris memarkirkan sepedanya di parkiran khusus siswa yang sudah mempunyai sim. Tapi waktu sebelum dia punya sim selalu menitipkan sepedanya ke mbok belakang sekolah dan berjalan kaki.

Anja langsung memukul kepala Haris yang masih terbalut helm

“Gila lo ya masih aja ngebut gue bilangin papa lo”

“Kerjaan lo tukang cepu sumpah”

“Gue bilangin beneran nih” Anja mengeluarkan hpnya

“Iya iya maaf deh”

Anja memasukan lagi hpnya ke dalam saku roknya. Tiba – tiba ada vespa kuning yang parkir disebelah motor Haris

“Lo barusan dateng?” tanya Haris

si pemilik vespa hanya menganggukan kepala dan melepaskam helm nya. Haris langsung turun dari motornya, Anja masih binggung melihat lawan bicara Haris apakah itu anak baru kok Anja nggak pernah liat

“Gue duluan” kata pemilik vespa

“Oke ati – ati” balas Haris

Anja masih memasang muka aneh kepada orang itu

“Yis itu sapa? anak baru?” tanya Anja

“Itu Mahesa nja masak nggak kenal”

Anja pun terkaget kok Mahesa berubah ya, padahal dulu jelek banget plus cupu.

“Ha?! masak si kok ganteng banget, kayaknya dulu jelek cupu pakek kacamata bulet” kata Anja

“Jarang udahan dia pakek kacamata”

Mereka memutuskan untuk berjalan menuju ke kelasnya,diselah itu mereka juga berbincang – bincang

“Yis lo nggak mau ngenalin gue sama Mahesa gitu????” Tanya Anja

“Ogah kenalan sendiri yaaa, gue kekelas dulu bye bye anak pungut~~” Haris mengelus rambut Anja

“Ih nyebelin banget si Ayis” Anja menuju kelasnya dengan hentakan seperti anak kecil yang ngambek nggak dibeliin eskrim


Setelah masuk kelas dia melihat sahabatnya bernama Lia

“LIAAA KITA SEKELASS???” tanya Anja dengan bersemangat

“Hus diem nggak usah teriak napa si” Lia menutup telinganya

“Ya gue seneng lah Li seenggaknya salah satu dari kita sekelas”

“Udah cepet duduk sini” Lia menepuk bangku kosong disebelahnya

“Yang lain mana??” Tanya Anja

“Yang lain dikelas sebelah nggak sekelas ma kita” balas Lia

Bel pun berbunyi dan walikelas mereka pun masuk untuk memulai pembelajaran.


Anja sekarang kesusahan banget, ya gimana coba dia bawa buku cetak banyak banget dan nggak dibantuin sapa – sapa jahat banget emang walikelasnya nyuruh dia sendiri ke perpustakaan mana jauh lagi dari kelasnya. Saat mau masuk ke perpustakaan ada yang nahan bukunya. Anja memiringkan kepalanya dan yang nahan ternyata si pemilik vespa alias Mahesa

“Kalo jalan diliat” kata Mahesa dan langsung meninggalkan Anja

Anja memutar dirinya kebelakang

“E-eh maaf Sa”

Anja menaruh buku paketnya dengan sebal

“Arghh tangan gue capek bangett” batin Anja dengan memijat tangannya

“Terus juga si Mahesa tuh jadi cowok dingin banget dibantuin kek guenya malah ditinggal, hmmm tapi gue suka” Anja terkekeh pelan dengan menutup mulutnya

Anja langsung keluar dari perpustakaan dan menuju kelasnya.

First day

Di pagi hari ini rasanya sungguh malas untuk beraktifitas apa mungkin karna sekarang hari senin? atau kelamaan libur kenaikan kelas jadi mager banget. Anja sudah rapi langsung keluar dari kamar dan menuruni setiap anak tangga dengan lesu. Dia melihat di meja makan sudah ada kembarannya yang bernama Haris dan kedua orang tuanya.

“Dek kok lemes banget si kenapaa??” mama Santi

Anja berjalan ke meja makan dan langsung duduk disebelah Haris

“Gatau ma kayak males aja,apa gara – gara kelamaan libur yaa” balasnya

“Yaudah makan dulu entar juga semangat lagi” papa Dhanes

“Alahh lu mah cuman laper bukan males” ejek Haris

“Apaan si lu minta dipukul ha?!” Anja sudah siap melayangkan pukulan nya ke Haris tapi ditahan sang mama

“Anjaaa gaboleh gitu hayo, udah makan sana ntar dingin”

Haris menjulurkan lidah ke arah Anja, untung aja dia masih sabar banget sama kembarannya ini

setelah beberapa menit sarapan mereka sudah habis

“Ma makasih sarapannya yaa, aku berangkat duluu” kata Anja dengan mencium tangan sang mama

“Iyaaa sayangg, oh iya buat Haris jangan pulang ngertii”

“Enggak pulang malem palingan pulang pagi hehe”

Papanya hanya bisa terkekeh pelan dengan kelakuan anaknya ini. Sang mama hanya bisa mengelus dada dengan kelakuan anak lakinya yang sama seperti suaminya ini.

“Ma aku berangkat yaa” kata Haris dengan mencium tangan dan pipi mamanya

“Pa kita berangkat yaa” Anja dan Haris mencium tangan papanya

“Hati – hati Haris kamu gausah ngebut – ngebut ngerti?”

“Iya paaaa”

Mereka berdua sudah naik motor gede nya si Haris

“Yis sumpah lu awas aja sampek ngebut kayak kemaren gue tekek leher lo” kata Anja

“Kalo lo tekek mati dong gue trs nggak jadi sekolah” balas Haris

“Minta dipanggil tuhan ya lo emang, udah cepet ntar telat”

Haris menghidupkan mesinya dan langsung menarik gas sepedanya. Haris tetaplah Haris yang bandel, dia mengebut dan membelah jalan raya.

Setelah sampai disekolah Haris memarkirkan sepedanya di parkiran khusus siswa yang sudah mempunyai sim. Tapi waktu sebelum dia punya sim selalu menitipkan sepedanya ke mbok belakang sekolah dan berjalan kaki.

Anja langsung memukul kepala Haris yang masih terbalut helm

“Gila lo ya masih aja ngebut gue bilangin papa lo”

“Kerjaan lo tukang cepu sumpah”

“Gue bilangin beneran nih” Anja mengeluarkan hpnya

“Iya iya maaf deh”

Anja memasukan lagi hpnya ke dalam saku roknya. Tiba – tiba ada vespa kuning yang parkir disebelah motor Haris

“Lo barusan dateng?” tanya Haris

si pemilik vespa hanya menganggukan kepala dan melepaskam helm nya. Haris langsung turun dari motornya, Anja masih binggung melihat lawan bicara Haris apakah itu anak baru kok Anja nggak pernah liat

“Gue duluan” kata pemilik vespa

“Oke ati – ati” balas Haris

Anja masih memasang muka aneh kepada orang itu

“Yis itu sapa? anak baru?” tanya Anja

“Itu Mahesa nja masak nggak kenal”

Anja pun terkaget kok Mahesa berubah ya, padahal dulu jelek banget plus cupu.

“Ha?! masak si kok ganteng banget, kayaknya dulu jelek cupu pakek kacamata bulet” kata Anja

“Jarang udahan dia pakek kacamata”

Mereka memutuskan untuk berjalan menuju ke kelasnya,diselah itu mereka juga berbincang – bincang

“Yis lo nggak mau ngenalin gue sama Mahesa????” Tanya Anja

“Ogah kenalan sendiri yaaa, gue kekelas dulu bye anak babuuu” Haris mengelus rambut Anja

“Ih nyebelin banget si Ayis” Anja menuju kelasnya dengan hentakan seperti anak kecil yang ngambek nggak dibeliin eskrim

***

Setelah masuk kelas dia melihat sahabatnya bernama Lia

“LIAAA KITA SEKELASS???” tanya Anja dengan bersemangat

“Hus diem nggak usah teriak napa si” Lia menutup telinganya

“Ya gue seneng lah Li seenggaknya salah satu dari kita sekelas”

“Udah cepet duduk sini” Lia menepuk bangku kosong disebelahnya

“Yang lain mana??” Tanya Anja

“Yang lain dikelas sebelah nggak sekelas ma kita” balas Lia

Bel pun berbunyi dan walikelas mereka pun masuk untuk memulai pembelajaran.

***

Anja sekarang kesusahan banget, ya gimana coba dia bawa buku cetak banyak banget dan nggak dibantuin sapa – sapa jahat banget emang walikelasnya nyuruh dia sendiri ke perpustakaan mana jauh lagi dari kelasnya. Saat mau masuk ke perpustakaan ada yang nahan bukunya. Anja memiringkan kepalanya dan yang nahan ternyata si pemilik vespa alias Mahesa

“Kalo jalan diliat” kata Mahesa dan langsung meninggalkan Anja

Anja memutar dirinya kebelakang

“E-eh maaf Sa”

Anja menaruh buku paketnya dengan sebal

“Arghh tangan gue capek bangett” batin Anja dengan memijat tangannya

“Terus juga si Mahesa tuh jadi cowok dingin banget dibantuin kek guenya malah ditinggal, hmmm tapi gue suka” Anja terkekeh pelan dengan menutup mulutnya

Anja langsung keluar dari perpustakaan dan menuju kelasnya.

Chan sekarang sudah tiba – tiba dirumah Seungmin

“Kak kok udah sampek aja si?” kata Seungmin

“Yah cepet dong ini aku udah keburu kangen kamuu” Chan merentangkan tangannya untuk memeluk Seungmin

“Jangan disini ntar diliatin orangg”

“Kamu maunya dimana? di kamar?” tanya Chan dengan raut wajah menggoda

“Apaan si ayo masukk”

Mereka berdua masuk. Chan yang daritadi melihat isi rumah Seungmin tidak melihat ada tanda kehidupan disini alias sepi banget gaada orang. Seungmin membawa minuman dan cemilan dari dapur

“Min semuanya kemana?” tanya Chan

“Itu mama keluar kalo kakak ada latihan band”

“Oh kakakmu anggota band?”

“Iyaaa”

Chan membalas dengan anggukan

Sekarang mereka berdua lagi diruang tamu sambil liat film. Chan yang dari tadi merangkul pundak pacarnya tiba – tiba memeluk pinggang Seungmin. Awalnya si kaget akhirnya mulai kebiasa Seungminnya, dan juga tanganya mulai mengelus rambut Chan. Rasanya nyaman meluk Seungmin sampek dia mau ketiduran

“Kak ngantuk ya??”

Chan yang sudah nggak kuat cuman mbales anggukan

“Yaudah mau nginep nggak?”

“Gapapa??” tanya Chan

“Gapapa kok”

“Terus aku tidur mana?”

“Yah tidur sama aku lah”

Chan kaget banget

“Kamu nggak takut aku terkam ha?”

“Apaan sii kan kita cuma mau tidur, mesum emang” Seungmin menjiwit lengan Chan

“AWWW sakit” Chan mengelus lengannya

“Salahnya sendiri mesum”

“Hehe” Chan menggaruk belakang kepalanya

“Ayo kamu udah ngantuk gitu”

Mereka berjalan ke kamar Seungmin

“Minnn...”

“Mau apa lagi?”

“Cuddle yaa....”

Seungmin yang awalnya membelangkangin Chan jadi berhadapan dan memeluk pacarnya ini. Chan membalas pelukannya, dan mereka pun langsung tertidur pulas