#No tittle
Di awal bulan maret yang sendu dan didampingi turunnya hujan yang lumayan cukup deras, membuat wanita yang paruh baya ini sungguh bosan yang sedari tadi menatap keluar melalui jendela kamarnya ini. Anja iya itu adalah namanya cukup indah bukan? Nama dan wajah juga sama – sama indah, terkadang si wanita ini merasa gundah setiap langit yang tidak bersahabat ini. Awalnya dia ingin sekali keluar untuk mengurangi kesuntukan karna pekerjaan yang sangat menumpuk tapi tuhan malah berkata sebaliknya dan membuat air dari langit ini turun. Sekarang Anja hanya bisa melihat suasana hujan yang dingin ini.
Dan ada seorang laki – laki yang masuk ke kamarnya dengan membawa gelas berisi teh panas untuknya.
“Ini buat lo”kata pria ini
“Makasih yis”
“Masih hujan?”
“Iya gue udah bosen banget daritadi nungguin hujan nggak redah – redah”
“Ditunggu dulu nanti juga redah”
Anja hanya membalas anggukan dan pria sekaligus kakak ini keluar dari kamarnya. Dia mengambil gelas dan meminum teh nya sedikit, dan masih juga memandangi langit yang masih abu – abu ini. Terkadang datangnya hujan bagi Anja membawa kenangan lama yang masih dia simpan di dalam lubuk hatinya. Dia sangat merindukan seorang pria yang pernah masuk dalam kehidupannya, pernah membuatnya bahagia sampai ke langit dan rasanya tidak ingin turun, pernah membuatnya mabuk kasmaran. Tapi semuanya hanya kenangan belaka.
Mahesa iya Mahesa sungguh indah namanya sama seperti orangnya, mahkluk ciptaan tuhan yang paling indah bagi Anja. Hari demi hari dia merindukan sosok pria ini, merindukan tawanya, merindukan senyumannya, dan juga merindukan setiap kata yang dilontarkan untuk menyemangatinya dikala dia mengalami kesulitan. Sungguh rasanya ingin kembali ke masa lalu coba saja ada cara untuk membalikan waktu dia pasti aku kembali ke masa lalu dan memperbaiki semuanya yang sudah rusak. Hubungan yang mereka jalani sudah tiga tahun lamanya dengan gampangnya dihancurkan oleh kesalahan Anja sendiri.
Mengapa dulu dia tidak mempercayai pacarnya oh bukan mantan pacarnya dan malah percaya dengan omong kosong seorang laki yang tidak dikenalnya? Sungguh bodoh bukan Anja?. Waktu masih jaman kuliah dia menerima pesan tidak dikenal dan mengatakan kalau Mahesa ini sedang selingkuh dan juga ada foto bukti, itu yang membuat Anja mempercayai pesan ini. Dia langsung pergi mencari Mahesa, mereka juga mengalami pertengkaran yang hebat, adu mulut yang cukup panas. Akhirnya Mahesa memutuskan untuk mengakhiri hubungan mereka. Anja yang mendengarkannya sangat terkejut. Apakah orang yang selama ini dia sayangi benar – benar main dibelakangnya? Atau ada maksut lain? Anja sampai sekarang pun masih belom mendapatkan jawaban yang pasti tentang putusnya hubungan ini.
Selang beberapa jam, hujan akhirnya redah dan dia pun bersiap untuk pergi menemui temannya yang sudah dari tadi menunggu di kafe. Setelah perjalanan yang cukup lama dikarenakan macetnya jalan dia pun sampai di kafe tersebut, mencari keberadaan temannya ini dan ya dia menemukannya
“Res maaf ya, biasa jalanan macet banget”
“Santai kali, lo duduk gih mau pesen apa? Biar gue pesenin” kata Resa
“Kayak biasa deh”
“Oke tunggu bentar ya”
Anja hanya membalas anggukan. Sambil menunggu dia pun melihat sesuatu seperti undangan pernikahan, apakah temannya ini akan menikah? Kalo iya sungguh bahagia bukan main Anja ini. Tapi dengan siapa temannya akan menikah? Kok dia tidak pernah bilang Anja pun berusahan melihat namanya dan tiba – tiba Resa temannya ini datang membawa pesanannya ini
“Ini Nja”
“Makasih ya Res”
“Eh lo mau nikah ya? Kok nggak pernah bilang ke gue si??” tanya Anja
Resa pun binggung apa maksud temannya ini
“Ha gue nikah? Halu kali lo”
“Lah tuh bukannya undang pernikahan ya?” tunjuk Anja
“Oh itu, itu sepupu gue mau nikah dan dia juga ngundang lo”
“Sepupu lo yang mana?”
“Manda”
“Oh Manda nikah sama sapa??”
“Udah nanti aja tanyanya mending lo makan deh”
Dan mereka pun langsung menyantap makanan mereka masing – masing, setelah selesai tidak lupa untuk berbincang – bincang masalah perkerjaan, dan juga sedikit bergosip namanya juga wanita tidak bisa kalo tidak bergosip. Resa pun bertanya kepada Anja
“Nja gimana lo sama Esa? Udah baikan?”
“Belom Res, gimana mau baikan kita aja jarang komunikasi”
“Terakhir komunikasi aja waktu kita lulus, emang kenapa?” tanya Anja
“Gapapa gue cuman tanya aja si”
“Lo nggak ada yang disembunyiin dari gue kan?” tanya Anja lagi
“Mmm gimana yan Nja mau jelasin gue binggung”
Perasaan Anja pun mulai tidak enak
“Jelasin pelan – pelan”
“Sebenernya Nja waktu kita lulus Esa kerumah gue, dia cerita banyak banget masalah lo sama dia dan waktu yang lo bilang kalo Esa selingkuh itu salah besar”
Anja mulai binggung ini maksudnya apa dia masih mencerna kata – kata temannya ini
“Maksud lo Res?”
“Foto itu kakak perempuan Esa yang udah lama tinggal di luar,dan waktu balik dia nggak ngabarin Esa dan langsung nemuin Esa dikampus”
Anja lagi – lagi masih terdiam
“Iya gue tau Esa nggak pernah cerita masalah kakaknya ini soalnya itu kakak tirinya”
Kondisi Anja benar – benar merasa bersalah yang terjadi di masa lalu. Ingin rasanya mencari keberadaannya dan meminta maaf tapi apa sudah telat untuk menyesali ini semua?
“Oh iya ini undangannya”
Anja menerima undangnya dan tertulis pernikahan atas nama manda dan mahesa, bentar ini bukan mahesa yang dia kenalkan? Semoga saja bukan
“Ini Mahesa sapa?” tanya Anja dengan ragu
“Mahesa Adhitama, Mahesa mantan lo”
Sudah hancur seketika hatinya,mengapa disaat dia menyesali semua kesalahanya dan ingin meminta maaf seketika harus mendengar bahwa dia akan menikah dengan seseorang? Sungguh malang bukan nasib Anja?. Ini mungkin yang dinamakan hukum karma tapi bukannya ini terlalu keji dan kejam bagi Anja? Sekarang dia menyesali semua dan sebenarnya dia ini masih sayang tapi mengapa dia dulu tidak percaya dengannya? Bodoh bukan?
Setelah mereka berpamitan, Anja langsung pulang kerumahnya dengan wajah yang sudah ditekuk. Untung saja dirumah tidak ada orang jadi dia masih bebas tidak ditanyai masalahnya sekarang. Saat dia memasuki kamar dia langsung melempar tasnya ke kasur dan duduk di sofa. Anja menatap ke arah langit – langit kamar dan meratapi penyesalannya. Dia mengambil undangan pernikahan dan melihatnya
“Ternyata udah bahagia ya”
“Coba kalo gue nggak percaya sama orang lain mungkin kita nggak ada kata putus”
“Gue kangen lo Sa bener – bener kangen, mungkin gue nggak bisa ngomong ini langsung tapi gue bener – bener minta maaf dan gue juga masih sayang lo”
“Tapi mau gimana lagi kan? Semoga lo bahagia”
“Gue seneng ngeliat lo bisa senyum meskipun bukan karna gue”
Don’t want to believe it Cause I’m fellin’ lately That I miss you badly Sometimes I wish That I could still call you mine Still call you mine Now all l’ve got is The stain on my blue jeans