honeynight

# friend with benefit

tags: explicit content, harsh word, kissing, foreplay, blowjob, fingering, anal sex

“Mong … ayo katanya pengen” ucap Chris dengan memeluk pinggang sempit dan juga mencium gemas leher jenjang milik Seungmin.

“Gak jadi males, lo bau”

“Kenapa sih lo tuh tolol banget ha?? Kan bisa naik motor daripada jalan” ucap Seungmin dan tidak lupa memberikan pukulan pada tangan kekar milik katingnya ini.

“Hehe kan sambil pemanasan sebelum masukin lo” balas Chris

Seungmin yang tahu jawabannya dari lawan bicaranya, langsung memberikan pukulan pada dada bidang Chris.

“Ih lo nyebelin banget!!”

“Aw aw iyaiya maaf sakit mong…”

“Jangan panggil gue mong mulu! Cepet sana mandi gue kasih waktu 15 menit kalo sampe lebih main aja sendiri gue udah ga mood”

“Oke siap sayang” ucap Chris dan tidak lupa mencium bibir plum miliknya

Seungmin hanya bisa menggelengkan kepala saat melihat tingkah laku katingnya ini. Berawal dari ons di bar dekat kampus dan sekarang malah jadi patner fwb. Bila di ingat waktu itu memang Seungmin sedang stress memikirkan urusan kampus yang sangat padat.

Dan temannya yang bernama Jisung malah mengajaknya ke bar, awalnya sih hanya mereka berdua. Tapi selang beberapa jam ada dua kating kenalan Jisung datang. Seungmin memang sudah terpanah dengan katingnya ini yang sekarang menjadi partner per fwb an ini.

Bagaimana tidak terpanah, tubuhnya yang begitu atletis dan jangan lupa dengan wajah menawannya ini. Banyak sekali orang yang mengagumi sosok Chris laki maupun perempuan. Memiliki sifat tegas dingin ini lah yang menambahkan kesan sexy menurut Seungmin.

Tapi saat sudah mengenal Chris lama ternyata di public dan saat dengannya adalah satu orang yang berbeda. Di saat bersamanya Chris seperti bayi besar dan juga manja, sampai Seungmin capek melihat tingkah lakunya ini.

Seungmin masuk ke kamar dan merebahkan badannya, sambil menunggu dia memainkan handphone nya. Beberapa menit Chris masuk dengan handuk kecil di atas kepalanya dan sekarang dia hanya memakai celana pendek hitamnya.

Chris pun mulai memunculkan ide isengnya, dia langsung melemparkan handuk basah ke arahnya dan jackpot handuk itu mengenai wajah Seungmin.

“Anjing Chris!!!”

Pelaku pelemparan itu malah tertawa, dia mengambil handuknya dan menaruh di kursih meja belajar Seungmin.

“Utututu jangan cemberut dong” ucap Chris

“Lo tuh kenapa sih nyebelin banget jadi orang”

“Gue kayak gini mah cuman sama lo Min”

Seungmin terkejut mendengar tuturan dari Chris, ini yang dimaksud dalam konteks apa? Rasa ingin semakin menyukai partner nya semakin besar. Seharusnya di dalam per fwb an tidak boleh ada perasaan tapi Seungmin malah menaruh perasaan kepadanya.

Chris yang tau Seungmin melamun langsung membelai pipi mulus milik adek tingkatnya ini.

“Lo kenapa?? Gapapa kan?”

“H-ha? Gapapa kok…”

Seungmin menaruh handphonenya di nakas meja sebelah kasur miliknya. Setelah itu membenarkan surai – surai rambut miliknya, Chris yang sedari tadi memperhatikannya hanya bisa menahan gemas. Bagaimana tidak gemas Seungmin membenarkan rambut sambil memajukan bibirnya seperti bebek.

Chris menarik tangan Seungmin, menyuruh Seungmin untuk duduk dipangkuannya. Dengan tiba – tiba memeluk Seungmin dengan erat dan menenggelamkan wajahnya di ceruk leher jenjang milik pria manis ini.

Seungmin bisa merasakan deru nafas milik Chris. Dia tidak tahu apa yang terjadi dihari ini tapi yang bisa di lihat sekarang Chris benar – benar lelah. Membalas pelukannya dan menepuk perlahan punggung lebar milik Chris.

“Parfum baru?” tanya Chris

“Iya kenapa? Lo gasuka?”

“Suka lebih enak”

Seungmin merasa geli karna Chris sedang asik memberika kecupan ringan di daerah sensitifnya ini. Tapi lama – kelamaan kecupan ringan itu berubah menjadi lumatan. Seungmin menggigit bibir bawahnya, dia tidak mau mengeluarkan suara hina nya ini.

“Jangan digigit bibir nya, gue kangen suara lo”

Chris pun melanjutkan kegiatannya yaitu melukis di kanvas yang berwarna putih ini. Membuat pria manis ini meremang karna ada rasa yang begitu asing, meskipun mereka sudah pernah melakukan hal ini sebelumnya tapi bagi Seungmin masih asing rasanya. Dia melihat hasil karya nya, warna keunguan ini begitu cantik dan erotis dan juga Chris bangga bisa melukis di sana.

Setelah itu lumatan dan jilatan berpindah ke bagian favorit Chris lainnya. Bibir milik Seungmin ini begitu nikmat bila di sama kan narkoba ini sungguh membuatnya begitu candu. Lumatan demi lumatan lembut itu berubah menjadi semakin dalam. Sampai membuat Seungmin kewalahan atas tingkah pria ini, tapi dia merasa senang karna jujur dia sangat rindu dengan benda kenyal milik kakak tingkatnya ini.

Keduanya melepaskan pagutan sampai membentuk saliva. Dahi mereka bersentuhan sampai mereka bisa merasakan deru nafas masing – masing. Dengan nakalnya Seungmin mulai menggesek – gesek bongkahan sintalnya dan ingin membuat adek milik Chris bangun.

“Akhh… diem…” ucap Chris dan meremat pinggul kecil miliknya

Seungmin tidak mendengarkan ucapan Chris dan seakan – akan ditutup ke dua telinganya. Dengan asiknya dia memajukan dan mundur pantat miliknya.

“Gue bilang diem..” ucap Chris dengan nada rendah satu oktaf

Seungmin sangat menyukai bila Chris sudah mengeluarkan suara beratnya. Apalagi badan Chris sudah mulai mengeluarkan keringat dengan pantulan cahaya dari lampu remang – remang ini membuatnya terlihat semakin sexy.

“Mau main sama adek boleh ga? Kangen adek lo masuk sini.” ucap Seungmin sambil menunjuk ke arah mulutnya.

Chris dibuat makin pusing.

“Oke oke terserah lo” ucap Chris

Seungmin pun merasa senang, langsung bangkit dari pangkuannya dan mulai jongkok di hadapan sang adek yang sudah mulai keras. Membelai pelan bagian selatannya yang masih terbungkus oleh kain. Chris menggeram berat rasa nikmat dari belaian tangan mungil milik Seungmin sampai dia mendongakan kepalanya.

Menarik resleting celana pendek milik Chris. Seungmin lumayan terkejut karna ukuran milik Chris semakin membesar atau hanya saja sudah lama tidak berjumpa dengan adek Chris ini.

Tangan Seungmin mulai mengeluarkan miliknya, mulai dari memainkan buah zarkah milik Chris memijat dan memutarnya. Membuat kepala Chris pusing dan juga nikmat secara bersamaan. Tidak lupa juga mengurut pelan adek Chris ini. Seungmin mulai memasukan perlahan – lahan milik Chris ke dalam mulutnya, memompa maju mundur dengan tempo yang lambat. Chris yang sedang dimabuk oleh servis Seungmin hanya bisa meremas kain sprei ini.

“Akhh… shit… mulut lohh enak banget Min…”

Seungmin sudah mulai merasakan milik Chris semakin membesar dan juga mulai menggesek rongga tenggorakannya. Lama – kelamaan tempo pergerakannya semakin cepat, Chris membantu maju mundurkan pinggulnya. Sangat di luar kendali sekarang ujung kejantanan melesak semakin dalam sampai mendobrak kerongkongannya.

“Uhuk.. uhuk..”

Seungmin sampai kehabisan nafas dan sementara itu Chris sedang asik mengejar pelepasannya ini. Geramannya semakin keras karna pelepasannya semakin dekat.

“G-gue.. mau keluarhh.. AKHH!!”

Dengan cepat Chris mengeluarkan kejantannya dan cairan putih miliknya keluar sampai – sampai mengotori lantai kamar milik Seungmin. Dan sedangkan Seungmin langsung meraup seluruh oksigen di sekitarnya karna daritadi dia tidak bisa bernafas sambil memegang lehernya yang sakit karna hentakan Chris terlalu kasar.

“Eh sorry… gue kasar banget yaa?? Sorry ya min” ucap Chris sambil mengangkat tubuh kecil Seungmin bermaksud untuk merebahkannya di kasur.

Seungmin hanya menjawab anggukan karna kejadian tadi lumayan menguras energinya. Sekarang dia melihat betapa sexy nya Seungmin sekarang. Bibir yang bengkak, rambut berantakan dan juga kaos putih yang menyibak ke atas memperlihatkan badan putih dan mulus milik Seungmin dan satu lagi bagian selatan miliknya menegang sempurna ujung kejantannya mulai meneteskan cairan putih.

“Udah puas lo ngeliatin gue?” ucap Sky dengan wajahnya yang memerah. Chris tertawa melihatnya, memajukan wajahnya dan mencium kedua pipinya “Puas banget hari ini lo cantik banget.”

Mendengar pujian itu wajahnya Seungmin bertambah merah, untung saja Chris tidak menyadari itu.

“Ayo gue udah gatahan…”ucap Seungmin

“Apa??? Gue ga denger??”

Seungmin merasa kesal dengan kelakuan Chris yang sedang mengejek nya ini “Please touch me fuck me or anything gue beneran udah ga tahan Chris”

Dua sudut bibir Chris terangkat, sangat puas telah menggoda pria manis dibawah kungkungannya ini

“As you wish mong”

Chris langsung memakan benda kenyal favoritnya ini dengan kasar sampai pria manis ini tidak bisa mengimbangi temponya. Seungmin menggerang karna Chris menggigit bibirnya yang sudah terluka tadi sampai mereka bisa merasakan rasa seperti besi ini.

Satu tangan Chris tidak bisa diam, masuk ke dalam kaus putih kebesaran milik Seungmin dan memainkan tonjolan yang sudah menegang ini. Serasa dia sudah puas memainkannya, tangannya mulai turun dan mulai memberikan usapan di daerah perutnya ini.

Sekarang keadaan mereka berdua sudah tidak dilapisi oleh sehelai kain. Chris membuka kedua kaki milik Seungmin dan memperlihatkan lubang yang dia rindui.

Memasukan satu jari miliknya ke dalam lubang milik Seungmin. Dan mulai mengobrak – abrik lubang berwarna merah ini.

“Akhh.. Chris tambah lagi…”

Dengan senang hati Chris menambahkan dua jari miliknya. Gerakan ini semakin cepat membuat Seungmin mengeluarkan desahan yang begitu indah dan merdu ini.

“Akhh… Chrishhh.. mau keluarhh… AKHHH!”

Cairan putih milik Seungmin mengotori tangan Chris dan perutnya. Chris mengambil lube di nakas meja dekat kasur dan mulai mengolesi lube di daerah ke jantannya yang dilapisi oleh pengaman.

“Kalo sakit cakar punggung gue aja”

Dijawab anggukan oleh Seungmin Perlahan – lahan dia masukan, setengah sudah masuk ke dalam lubang sempit milik pria manis ini. Sisa setengah tanpa pikir panjang Chris menghentakan dengan keras dan membuat kejantannya masuk dengan sempurna. Tapi tidak dengan Seungmin, dia menjerit kesakitan dan juga mencakar punggung milik Chris

“AKHH SAKITT!!”

Punggungnya terasa sangat nyeri karna cakaran yang dia terima. Chris mulai menggerakan miliknya dengan tempo yang sangat lambat supaya Seungmin terbiasa akan kehadirannya.

“Ahh… lubang lo makin sempithh… berapa hari ga gue masukin ha???”

“Udah sebulan lo nya aja yang sibuk… AKHH!!”

Chris yang tidak sabaran langsung mempercepat temponya. Seungmin merasakan nikmat dan sakit secara bersamaan. Tumbukannya semakin cepat dan menyetuh titik kenikmatannya.

“Chrishh… mau keluarhh AKHH!”

Tidak lama disusul oleh Chris dan mengeluarkannya di dalam kondom. Mereka berdua benar – benar lemas, Chris langsung ambruk dan menimpanya. Seungmin yang masih setengah sadar mulai membelai surai gelap milik Chris.

Terlihat jelas dari wajahnya Chris benar – benar lelah tapi malah dia meminta untuk kegiatan malam ini. Tidak biasa Chris seperti ini malah yang biasanya tepar dahulu itu Seungmin. Langsung saja dia memeluk tubuh kakak tingkatnya dan juga memberikan kecupan lembut di pucuk rambutnya.

“Sleepwell Chris..”

morning

Matahari sudah terbit dan sinarnya lama – lama memasuki setiap celah jendela kamar Jiyun. Dan melihat Jiyun masih belom terbangun Lia langsung keluar kamar dan memasuki dapur.

Memang Lia tidak pandai memasak tapi seenggaknya dia bisa tapi gatau rasanya akan bagaimana. Lia membuka kulkas dan mengambil bahan – bahan yang dibutuhkan.

Lino terbangun karna bau masakan. Dia masih berpikir siapa pagi – pagi gini yang memasak dan ternyata dia ingat kalau di rumah ini Lia sedang menginap. Dia keluar dari kamarnya dan berjalan ke dapur.

“Lia...”

“Oh pagi kak”

“Kamu masak apa?” tanya Lino

“Masak nasi goreng kak gapapa kan?? aku soalnya gak pinter – pinter masak”

“Eh gapapa kok saya sama Jiyun mah suka – suka aja kok”

“Oh iya Jiyun belom bangun?”

“Belom kak, aku mau bangunin gak tega soalnya nyenyak banget tidurnya”

“Ahh gitu... yauda saya ke atas bangunin Jiyun dulu ya”

“Iya kak”

Lia melanjutkan sesi memasak dan Lino mau membangunkan Jiyun sekalian memandikan juga karna hari ini adalah hari pertama Jiyun sekolah.

ting tong

“Iyaa sebentar” ucap Lia

ting tong

“Iyaiyaaa sabar”

Lia berlari dan membukakan pintu

“Loh kamu sapa? pacarnya Lino? ” ucap wanita paruh baya ini

“Oh bukan, saya babysitter disini kalau anda sapa ya?”

“Saya bundanya Lino”

“Oh tante masuk aja kak Lino nya lagi mandiin Jiyun”

Sana menganggukan kepalanya dan tersenyum melihat Lia

hug

“Kak?”

Lino membalikan badannya “Sini... eh mau kopi?”

“Enggak deh kak perutku agak gak enak”

Dijawab anggukan oleh Lino

Dan akhirnya mereka melihat pemandangan malam bersama sungguh indah dan cantik lampu yang menghiasi malam ini. Lia sedikit gugup karna disebelahnya adalah crushnya tapi dia berusaha untuk profesional.

Berbeda dengan Lino, dia merasakan sangat nyaman di sebelah Lia. Entah kapan rasa itu tumbuh tapi bisa dibilang Lino sudah menyukai sosok wanita disebelahnya ini.

Awalnya Lino berusaha untuk menolak perasaan ini dihatinya tapi lama – kelamaan perasaan suka itu makin tumbuh entah dia harus bersyukur atau tidak karna lama – kelamaan juga dia bisa melupakan seorang yang dia cintai dulu.

“Kak lino gak kedinginan ya?” tanya Lia

“Aku ambilin selimut yaa”

Lia beranjak masuk ke dalam tapi aksinya ditahan oleh Lino.

“Gausa saya gak perlu selimut”

Lino menarik tangannya dan membekap tubuh Lia dengan erat

“K-kak??”

“10 menit kayak gini...”

Lino makin mengeratkan pelukannya dan wajahnya dia sembunyikan di pundak Lia. Sebenernya Lia sangat terkejut oleh tingkah laku “bos” nya ini tapi dia berusaha untuk tenang dan semoga saja Lino tidak merasakan jantungnya yang sekarang sedang berlomba.

Lia merasakan pundaknya agak sedikit basah apa Lino menangis? pikirnya. Dia membalas peluknya dan mengusap pelan punggung pria ini.

“Kak Lino nangis aja gapapa... kalo lagi butuh temen cerita aku siap kok dengerin”

Tangisan Lino semakin deras tanpa suara.

“Papa kak ia... kok pewukan Jiyun juga mau..”

Lino dan Lia langsung melepaskan pelukannya dengan tiba – tiba

satnight

Lia masih dalam perjalanan menuju ke rumah Lino, selama perjalanan dia masih memikirkan pertanyaan yang sejak dulu ingin dia tanyakan. Mungkin ini terdengar tidak sopan tapi rasan penasaran ini sungguh membuatnya ingin bertanya tentang keberadaan istrinya. Setelah sampai di tempat tujuan dia langsung membuka pintu pagar dan melihat dua pria sedang menunggunya

“Kak ia…” ucap Jiyun dengan berlari ke arah Lia sambil memeluknya

“Jiyun udah lama nunggunya??”

“Endak kok…”

“Berangkat sekarang?” tanya Lino yang menghampiri mereka berdua

“Iya pa sekalang, aku udah gak sabal main hihi” balas Jiyun dengan gembira, dia berlari menuju mobil dan memaksa membuka pintu yang masih terkuci

“Udah nggak sabar banget ya jiyun” ucap Lia dengan tersenyum

Lino yang melihat senyumannya entah mengapa hatinya sangat terpanah oleh sebuah senyuman itu, apa dia sedikit berlebihan? Tapi jujur senyuman itu sangat membuat jantungnya berdegup kencang

“PAPA AYOOO KOK LAMA SIH” Lino yang sedari tadi melamun langsung terkaget oleh suara anaknya ini

“E-eh iyaiya maaf”

Dia membukakan pintu mobilnya

“Kak ia duduk sama jiyun ya…”

“Iyaa sayang”

Mereka pun masuk ke dalam mobil, Lino menghidupkan mobilnya dan berjalan meninggalkan rumah besarnya ini.

Selama perjalanan Lia dan Jiyun bernyanyi dan bercerita, Lino yang mendengarkannya sangat senang karna sang anak sangat cocok dengan Lia

“Kak ia nanti mau kan nemenin jiyun main??”

“Ya mau dong tapi kita belanja dulu ya.. baru habis itu main”

“Oke tapi Jiyun boleh beli es klim?”

“Coba tanya papa boleh nggak?” ucap Lia

“Pa boleh ya pwissss” ucap Jiyun

“Huh… iya boleh tapi gaboleh banyak – banyak ya”

“Oke ciap papa hehe”

Setelah lama diperjalanan akhirnya mereka sampai di tempat tujuan. Lino keluar dari mobil dan disusul oleh Lia dan Jiyun. Mungkin jika diliat sekarang mereka nampak seperti keluarga harmonis padahal bukan itu faktanya. Tujuan awal ke mall adalah untuk belanja bulanan Lino, sebenarnya Lino sudah terbiasa belanja bulanan berdua dengan Jiyun tapi entah mengapa hatinya ingin mengajak Lia juga sepertinya Lino hanya modus mengajak Lia ini.

Sampai di supermarket, Lino mengambil troli supaya Jiyun tidak kecapekan berjalan.

“Jiyun mau duduk dulu apa jalan?” tanya Lino

“Mau jalan sama kak ia”

“Kalo capek bilang kak ia yaa” ucap Lia

Jiyun menjawab dengan anggukan Jiyun langsung menggandeng tangan Lia, mereka pun berjalan dan mulai mencari barang – barang yang dibutuhkan. Setelah lama mengelilingi rak buah,sayuran dan lain – lain dan akhirnya destinasi terakhir sebelum ke kasir adalah rak makanan ini adalah part kesukaan Jiyun

“Jiyun kue di rumah udah abis?”

“Udah pa aku mau ambil jajan ya??”

“Iya tapi jangan banyak – banyak oke?”

“OKEE” dengan riang Jiyun langsung mengambil kue – kue di setiap raknya

“Lia kalo kamu mau ambil juga gapapa” ucap Lino

“Eh gausa kak”

“Gapapa ambil ajaa”

“Mmm tapi kalo aku ambil gak dipotong gaji kan?”

“Ahahaha enggak kok ambil aja apa yang kamu mau”

“Gitu ya… yauda makasih ya kak” ucap Lia dengan senyuman

Lia pun menyusul Jiyun dan tanpa dia sadari ada seorang pria yang sedang mematung karna hanya diberi senyuman manis

“Jantung gue kok sakit ya? Masak gue sakit tapi mama sama papa gaada riwayat sakit jantung deh…” batin Lino

Akhirnya mereka pun ke kasir, Jiyun sudah tidak sabar ingin bermain mulai dari lari kecil sampai menarik baju Lia

“Jiyun nggak sabar main ya??”

Jiyun menjawab dengan anggukan

“Sabar ya sayangg” ucap Lia

dengan menepuk pelan rambutnya Selesai membayar Lino pun menaruh semua kantong plastik ini ke troli tadi karna lumayan banyak barang yang dia beli. Setelah itu mereka semua berjalan menuju lift karna arena bermain ada di lantai atas. Pintu lift pun terbuka, Jiyun dengan tidak sabarannya langsung menarik tangan Lia dan berlari. Lino yang melihatnya hanya bisa menggelengkan kepalanya melihat tingkah anak satu – satunya ini. Lino duduk di bangku kosong sambil mengawasi dua orang yang sedang asik bermain. Sudah lama dia tidak melihat pemandangan seperti ini bukan lama tapi tidak pernah. Rasanya dia bersyukur sangat atas kedatangan Lia karna membuat buah hati kesayangannya ini merasa senang dan mempunyai teman saat dia tinggal bekerja. Beberapa jam kemudian, Jiyun sudah ada digendongan Lia. Dia sudah kelelahan karna bermain banyak permainan.

“Sini biar saya aja yang gendong”

“Eh gapapa kak biar aku aja” ucap Lia

Akhirnya mereka keluar dari mall dan menuju tempat parkiran. Sampai mobil Lino membuka bagasi dan menaruh belanjaan yang tadi. Selesai menaruh akhirnya mereka berdua masuk ke dalam mobil

“Lia makasih ya sudah nemenin saya tadi”

“Gausa bilang makasih kak udah kewajiban Lia nemenin kakak sama Jiyun” ucap Lia sambil menepuk pelan rambut Jiyun yang sudah tertidur di pangkuannya Lino menghidupkan mobilnya dan berjalan untuk pulang. Selama diperjalanan mereka hanya diam sambil menikmati perjalanan dan mungkin ditemani suara radio. Ketika mereka keluar dari mall tak sadar langit sudah gelap. Setelah sampai rumah Lino, Jiyun tiba – tiba terbangun

“Kak ia…” ucap Jiyun dengan mengucek matanya

“Loh kok bangun tidur aja”

“Kak ia tidur sini aja nemenin jiyun”

“Enggak jiyun kak ia harus pulang nanti dicariin sama mamanya” ucap Lino

“Hiks nggak mau Jiyun mau sama kak ia hiks”

“Eh kok nangis yauda kak ia tidur sini nemenin Jiyun jadi jangan nangis yaa” ucap Lia

Jiyun jawab dengan anggukan dan memposisikan tidur yang nyaman di gendongan Lia

“Kak aku boleh nginep sini?”

“Kalo saya sih gapapa – gapapa aja” ucap Lino

“Yaudah aku ke kamar Jiyun dulu ya kak”

“Oke good night Lia”

“Good night too kak”

tercyduk

Sekarang seluruh siswa ada di lapangan, dan bila ada yang di kelas para anggota osis akan memberi denda. Naya sebenarya sangat bosan berada dilapangan tapi mau bagaimana lagi kan? daripada didenda dan mengeluarkan uang untuk mereka mending mengeluarkan uang untuk makanan pikir Naya.

Naya,Gisa, dan Clara keluar dari kantin untung saja mereka tidak kehabisan makanan karna kantin sungguh ramai. Awalnya mereka mau duduk di depan ruang guru tapi di dekat ruang aula ada golongan Abi jadi dia mengajak Gisa dan Clara untuk duduk di dekat Abi.

“Nay lo ngapain sih duduk disini?” tanya Clara

“Lo tuh gatau apa teman kita lagi modus nih” balas Gisa

Naya hanya melirik sekila temannya dan lanjut untuk melihat ketampanan Abimanyu.

Naya pun mengeluarkan handphone dari saku celananya dan ingin mengabadikan ketampanan seorang Abi

“Eh lo ngapain Nay??” tanya Gisa

“Mending lo diem deh gue mau ngefoto kak Abi”

“KAK ABI!!” teriak Gisa

Abi yang merasa dipanggil langsung mencari sumber suara itu. Dan dia melihat Naya sedang memotretnya langsung saja Abi bergaya didepannya supaya di foto.

Para sahabat Naya hanya bisa tertawa puas karna aksi temannya satu ini. Rasanya Naya ingin saja hilang dari bumi ini karna kelakuan teman satunya ini.

“Gis liat aja lo nanti...” ucap Naya dengan memasang wajah kesalnya

pulang bareng?

“Nay lo beneran gak mau bareng gue?” tanya Gisa

“Enggak Gis kek nya bokap gue udah otw deh”

“Eh gue udah dijemput pulang dulu yaa” ucap Clara

“Ati – ati ya raa” ucap Gisa dan Naya

“Eh serius Nay lo beneran gak mau gue anterin lo pulang??” tanya Gisa lagi

“Enggak Gisa sayang lo pulang aja dehh” dengan mendorong Gisa keluar gerbang

“Okedeh kalo gitu gue pulang yaaa” “Iyaa ati – ati ya”

Gisa mengaggukan kepalanya Naya berjalan keluar gerbang dan duduk di bangku kosong. Lama dia menunggu tapi sang papa masih belom muncul juga, sudah dia telfon tapi tidak ada jawabannya. Hari pun mulai sore Naya masih setia menunggu di depan gerbang sekolahnya.

Sangking lamanya sampai rapat anak osis pun telah usai, satu per satu anak osis keluar gerbang untuk pulang. Abi keluar dari gerbang dengan mengedarai sepeda motornya dan melihat adek kelasnya ini sendirian entah hatinya malah menyuruh Abi untuk menyamperi Naya

“Tumben lo belom pulang?” tanya Abi

“Eh kak anterin gue pulang dong…” ucap Naya dengan bangkit dari bangku

“Lah gue kan cuman tanya bukan mau nganterin lo”

“Udahlah anterin gue pulang” Naya berjalan menuju kursih belakang motor Abi

“Udah yok pulang”

“Lah turun gak lo!!”

“Nggak mau wle”

“Huhh kudu sabar ngadepin lo emang” ucapnya lirih

Akhirnya mereka berdua pulang bareng. Di setiap jalan Naya selalu mengajaknya mengobrol tapi selalu saja Abi tidak menjawabnya dengan penuh usaha Naya masih mengajaknya berbicara dengan belah kasih Abi pun menjawab setiap pertanyaan randomnya. Tanpa mereka sadari mereka pun sampai dirumah Naya.

“Loh Naya pulang sama sapa?” ucap mama

Ternyata sedari tadi mama dan adeknya ada di depan rumah

“Eh sapa ini ayo masuk dulu nak”

“Eh gausa tante saya pulang aja” balas Abi

“Udah – udah masuk dulu mau magrib gak baik orang keluar magrib – magrib”

Abi pun menuruti permintaan mamanya Naya

“Naya bikini teh”

“Iyaa maa” dengan nada malas Naya berjalan penuh dengan rasa malas ke arah dapur

“Sapa namanya nak?”

“Saya abi tante”

“Oh abi ini temen kelasnya Naya?”

“Bukan tante saya kakak kelasnya “Oh kakak kelasnya…”

“Jurusan?”

“Sama kayak Naya ips”

“Oh gitu bisa dong kalo kalian belajar bareng gitu soalnya Naya agak kurang nilainya”

“Apa ma??? Gausa aku bisa belajar sendiri” sahut Naya

“Udah diem kamu, bisa kan Abi?”

Naya keluar dari dapur dan membawa nampan yang berisi dua cangkir teh

“Bisa kok tante tapi kalo hari senin atau kamis saya ada rapat osis”

“Loh osis? Jabatannya apa?”

“Ketua osis tante hehe” ucap Abi dengan menggaruk kepala belakangnya

“Aduh cocok nih jadi caman mama udah ganteng, pinter jadi ketua osis lagi”

“Caman apaan ma?” tanya Naya

“Calon mantu”

“Ma apaan sih”

Handphone Abi pun bordering

“Tante saya angkat telfon dulu ya” “Oh iya silahkan”

Abi berjalan ke teras rumah

“Ma apaan sih segala minta Naya belajar bareng”

“Udahlah biar nilai kamu tuh nggak 4 5 mulu mau kamu nggak naik kelas ha??”

“His mama nyebelin”

“Tante saya pulang dulu ya soalnya bunda minta anter ke supermarket”ucap Abi dari luar

“Ehh iya – iya Abi hati – hati ya”

“Iya tante”

“Naya anterin dong” ucap mama Naya berdiri dan menghampiri Abi, setelah sampai didepan gerbang Abi menaiki vespa biru kesayangannya ini.

“Makasih udah nganterin” ucap Abi sinis

“Eh iya makasih ya kak hehe”

Abi hanya mengangguk

“Gue pulang” ucap Abi

“Iya hati – hati ya kak byeee”

Abi pun menjalankan vespanya, dan lama – lama pria itu semakin hilang dari pandangan Naya

maaf ya kalo agak bosenin soalnya isinya kebanyakan dialog :“))

meet again

Seharusnya dia sudah berangkat daritadi tapi karena sepeda motornya ini masih diservise jadi Naya berangkat bareng bersama papanya. Selama perjalanan mereka bertiga bersama sang adek membahas seputar sekolah mereka, awalnya sang papa agak sedikit takut dengan lingkungan baru kedua putri kecilnya ini tapi setelah melihat reaksi senang di kedua wajah putrinya dia sedikit lega dengan itu.

Beberapa menit kemudia, mereka sampai di sekolah Naya

“Pa aku sekolah dulu ya..”

“Iya sayang nanti kalo udah pulang telfon papa ya”

“Oke siap papa” ucap Naya dengan mencium tangan papanya

“Bye bye adekk”

“Bye mbak..”

Naya keluar dari mobilnya dan menutupnya. Dia berjalan menuju gerbang sekolahnya untung saja Naya tidak telat seperti hari pertama dia bersekolah. Saat berjalan dia asik bermain handphone sampai tidak sadar ada orang didepannya

bruk

Naya terjatuh

“Aw sakit dilih– kak Abi?”

“Napa sih kak lo suka banget nabrak gue ha??” ucapnya dengan berdiri

“Lah lo yang ngapain, suka lo sama gue?”

“Dih pede banget lo, ngapain juga gue suka sama lo”

Naya langsung meninggalkannya dengan kesal, tanpa Abi sadari ujung bibirnya terangkat sempurna.

awal

Dipagi hari yang cerah tapi tidak bagi si perempuan berumur 17 tahun ini.

“Naya bangun!! Entar kamu telat lo” ucap sang mama

Yang dibangunkan malah makin menyamankan dirinya di bawah selimut yang tebal ini. Sang mama tak habis pikir dengan kelakuan putrid sulungnya ini, tanpa basa – basi selimutnya dia tarik dan mengakibatkan Naya terkejut

“Maaaaa aku masih mau tidur lagi”

“Liat udah jam setengah 7 kamu mau telat dihari pertama kamu sekolah?”

Iya benar hari ini adalah hari pertama Naya masuk ke sekolah barunya, sebenarnya keluarga Naya suka sekali pindah – pindah rumah karna masalah pekerjaan sang papa tapi untung saja ini adalah pindah terakhir atau mereka akan menetap di kota Bandung.

Setelah ribut dengan mama, Naya langsung masuk ke dalam kamar mandi. Sebenarnya dia sangat malas untuk bersekolah tapi mau bagaimana lagi bukan pikir Naya, dia sudah jadi beban keluarga kalo semisal malas – malasan akan menambah jadi beban keluarga alias dicoret nanti dari kk.

Beberapa menit kemudian, sesi mandi pun selesai. Naya bukanlah wanita yang terlalu mementingkan penampilan jadi ya apa adanya. Mungkin dengan sedikit bedak dan lipbalm seenggaknya wajahnya tidak terlihat muka bantal. Setelah selesai dia turun dari kamarnya dan berjalan menuju ruang makan.

“Pagi ma pa”

“Pagi sayang” ucap sang papa

“Adek mana?”

“Adek udah berangkat emang kamu malesan banget jadi anak” balas mama

“Ya gimana ma kemarin aku begadang abisin drakor hehe” ucap Naya dengan mengambil sepotong roti isi buatan mama

“Drakor apa itu kak?” tanya papa

“Drama korea papa ku sayang, udah ya Naya berangkat dulu” ucapnya dengan seteguk susu

Naya mencium tangan orang tuanya dan berjalan keluar dari rumahnya. Dan terpampang sepeda motor kesayangannya untung saja si papa mengerti keadaan putrinya jadi dia keluarkan dari garasi dan memanaskan sepeda motornya. Naya pun naik dan menghidupkannya

“Ayo kita berangkat…”

Dan Naya pun berangkat sekolah dengan si cantik

Jam menunjukan jam 7 pas jadi Naya pun terlambat karna di tengah jalan bannya kempes

“Pak bukain dongg.. ban saya tadi kempes” ucap Naya

“Maaf ya dek kuncinya bukan di saya tapi di anggota osis”

“Yaaa tolong dong pakk”

Tiba – tiba seorang pria muncul dari tempat parkiran. Dengan baik hati dia membukakan pagar untuk Naya

“Ehh makasih yaaa” ucap Naya dengan memasukan sepeda motornya

Setelah selesai memarkirkan Naya langsung turun dari sepedanya dan berjalan dengan riang. Tangannya pun ditahan oleh pria ini

“Mau kemana?” ucap dingin pria ini

“Yaa mau masuk kelaslah”

“Ikut gue”

“Eh eh mau kemana eh” tangan Naya ditarik dan membawanya ke ruangan osis


“Duduk”

Naya menuruti ucapan pria ini, awalnya dia binggung siapa pria ini tapi setelah dilihat – lihat mungkin ketua osis atau semacamnya. Dan juga terlihat jelas bahwa pria ini adalah siswa kelas 12 karna bet di seragamnya

“Tulis disini” dengan menjatuhkan buku pelanggaran

“Tulis apaan?”

“Ya lo tadi buat kesalahan gak?” tanya ketus

“Huh dingin banget jadi orang” ucap Naya pelan

“Gue denger” dengan membaca buku entah buku apa

“Nih orang kek nya punya telinga banyak deh padahal gue ngomongnya pelan” batin Naya

“Gue dah nulis sekarang gue mau ke kelas” ucap Naya dengan meninggalkan ruangan


“Kelas gue dimana ya…” ucap Naya Dia melihat – lihat kelas sangking seriusnya sampai dia tidak melihat jalan dan dia menabrak seseorang

“Aww dilihat dong kalo ada ora- eh lo lagi?” ucap Naya

“Lo? Gue lebih tua dari lo” ucap pria tadi

“Ya terus gue harus bilang apa? Kak gitu?atau kamu ha??”

“Huh terserah lo deh males ladenin orang kek lo” dia pun langsung meninggalkan Naya

“Eh napa nggak tanya tuh orang ya…” batin Naya

“Ehh kak kak mau tanya dong” ucap Naya

Pria itu pun menoleh ke arahnya

“Tau nggak kelas 11 ips 2?”

“Dilantai 2 cari sendiri”

Dan ya Naya ditinggal lagi olehnya.

“Asli tuh orang dingin banget sih… tapi untung ganteng”

Setelah itu dia menaiki setiap anak tangga dan untung saja kelasnya lumaya dekat tangga ini. Naya pun mengetuk pelan pintu dan masuk

“Oh anak baru ya?” ucap ibu guru

“Iya bu… saya minta maaf bu terlambat soalnya tadi ban saya kempes”

“Oh iya gapapa, sekarang perkenalkan dirimu”

“Hai namaku Kanaya Anindra bisa dipanggil Naya salam kenal yaaa”

Semua murid pun menerimanya dengan baik

“Kamu duduk disana ya Naya” tunjuk bangku belakang

“Makasih bu”

Naya berjalan ke arah bangku belakang dan untung saja teman bangkunya perempuan

“Hai namaku Clara semoga betah ya duduk sama aku”

“Ah iyaa semoga kamu juga betah” ucap Naya

Perempuan yang didepannya menoleh ke arah belakang

“Hai kenalin nama gue Gisa asik nih kalo kita jadi temen”

Dan begitulah kisah pertemanan Naya

i miss you

26 Mei 2013

“Bunda aku berangkat sekolah dulu ya” ucap bocah laki – laki berumur 7 tahun

“Esaa bekal kamu ketinggalan nih”

“Oh iyaa Esa lupa makasih bundaa” balasnya dengan mengecup pipi bundanya

“Hati – hati ya”

Mahesa hanya balas anggukan dan dia keluar dari rumahnya. Saat ingin menutup pagarnya tiba – tiba ada sosok bocah perempuan di depan rumahnya ternyata dia sudah menunggu sejak tadi.

“WAAA! kaget aku” ucap Mahesa

“Pagi Esa hehe” balasnya

“Anja ngapain didepan rumahku? Kamu nggak berangkat sekolah?”

“Lagi nungguin kamu buat berangkat bareng”

“Hmmm okedeh ayooo”

Anja langsung menggandeng tangannya dan berjalan bersama. Jarak dari rumah mereka dan sekolahnya terbilang sangat dekat jadi mereka terkadang suka berjalan daripada diantar oleh orang tua nya. Dan juga kawasan rumah mereka ramai jadi para bunda mereka tidak khawatir.

Saat sampai disekolahnya Esa melepaskan gandengannya.

“Loh ngapain Sa kok dilepas?” ucap Anja

“Malu Nja, kamu nggak malu apa?”

“Enggak” Anja menggandengnya lagi

Mahesa hanya bisa pasrah dengan temannya ini. Sebenarnya mereka ini baru saja mengenal satu sama lain karna Anja adalah tetangga barunya. Awalnya dia tidak peduli kalau mempunyai tetangga tapi dengan beraninya Anja kerumahnya dan mengajak berkenalan, mau tak mau dia harus menuruti perempuan satu ini.

Tapi saat dilihat – lihat Anja ini juga cantik meskipun agak keras kepala. Terkadang juga Mahesa tertangkap basa saat dia melihat Anja

“Esaa ngapain liatin aku mulu? Aku cantik ya?” ucap Anja

“H-ha? E-enggak”

“Terus ngapain liatin Anja kek gitu? Esa suka ya sama Anja?”

“ENGGAK!”

Anja terkejut karna berteriak didepannya

Bel istirahat pun berbunyi

“Anak – anak sekalian jangan keluar kelas dulu yaa”

“Loh kenapa bu?” tanya siswa

“Karna habis ini ada acara ulang tahun untuk Anja”

“Loh kamu ulang tahun?” tanya siswi disebalahnya

“Hehe iyaa” balas Anja

“Selamat ulang tahun yaa”

Mahesa yang binggung sedari tadi, kok Anja nggak bilang padanya tau gitu dia akan membelikan kado untuknya

“Kamu kok nggak bilang lagi ulang tahun” bisiknya

“Biar surprise aja” balas Anja

Beberapa menit kemudian orang tua dari Anja mengantar makanan dan minuman untuk teman kelasnya. Selesai pemotongan kue Anja menyuapkan kepada orang tuanya terlebih dahulu. Lalu Anja memanggil Mahesa

“Esa sini…”

Mahesa yang binggung mengapa dia dipanggil, langsung berjalan ke depan

“Buka mulutnya aa…” ucap Anja dengan menyuapi sepotong kue

Mahesa membuka mulutnya dan menerima suapanya “Makasih Anja”

Anja balas dengan senyuman

Mahesa kembali ke tempat duduknya. Selesai dengan acara ulang tahun Anja, semua anak kelas makan kotak bekal yang tadi diberikan oleh orang tua Anja. Awalnya Mahesa binggung harus makan yang mana tapi dia memilih pemberian Anja dan akan memakan bekal dari bundanya saat pulang sekolah

“Sekali lagi makasih ya Nja” ucap Mahesa

“Iyaa sama – sama”

“Kalo kamu bilang sekarang ulang tahun pasti aku akan belikan kado untukmu”

“His Esa gaperlu repot – repot, liat Esa seneng aja Anja juga seneng kok”

Mendengar itu telinga Esa pun memerah.

Waktu sudah menunjukan pukul 12 siang semua siswa disini pun mulai membereskan barang – barangnya karna memang sekarang adalah waktu mereka untuk pulang. Setelah berberes bel pun berbunyi seluruh siswa berbondong – bondong untuk keluar kelas.

“Esa tungguin Anja dongg” ucap Anja

“Cepetan lama banget sih Anja, aku tinggal ya…”

“Ih Esa jahat sama Anja HUAAAAA” Anja pun mulai menangis

“Eh kok nangis Esa kan cuman bercanda”

“Hiks Esa jahat sama Anja hiks”

Mahesa mulai memeluk Anja “Cup cup kata bunda kalo ada orang nangis tuh dipeluk terus sama ditepuk – tepuk punggunya biar nggak nangis”

“Hiks Esa janji kan nggak bakal ninggalin Anja”

“Janji…. Esa nggak bakalan ninggalin Anja”

26 Mei 2021

“… Esa nggak bakalan ninggalin Anja”

Kalimat itu selalu berputar – putar di kepala seorang Mahesa. Memang benar Mahesa tidak meninggalkannya malah sebaliknya Anja nya yang meninggalkannya.

Alasan mengapa Anja meninggalkannya karna orang tuanya ada bisnis di luar negri dan memaksakan Anja untuk ikut. Awalnya memang Anja menolak keras dan mengingankan untuk tinggal dirumah Mahesa, orang tua Mahesa pun mensetujuinya tapi orang tua Anja tidak, karna takut merepotkan.

Kebersamaan mereka ini terlalu singkat untuknya, disaat Mahesa ingin mengungkapkan perasaanya malah harus mendapatkan kabar dimana Anja akan pergi keluar negri. Awalnya memang Mahesa merasa sedih tapi mau bagaimana lagi kan dia harus menghibur pujaan hatinya ini supaya jangan terlalu bersedih yang ada Mahesa tidak ikhlas akan kepergiannya.

Dan sekarang Mahesa Mahardika adalah seorang pengusaha muda sukses di kotanya. Banyak sekali pengusaha – pengusaha yang ingin sekali bekerja sama dengannya.

Banyak sekali para teman bisnisnya yang selalu menjodohkannya dengan putrid mereka tapi selalu saja Mahesa menolak dengan alasan masih ingin sendiri. Banyak rumor yang beredar bila Mahesa adalah seorang penyuka sesame jenis, sampai para teman dekatnya ingin melaporkan masalah ini lagi dan lagi Mahesa selalu memberiakannya dan kata Mahesa

“ biarkan mereka menilaiku seperti apa dan hanya aku dan tuhan yang tau apa yang sebenarnya terjadi”.

Jam menunjukan jam makan siang, Mahesa berdiri dari singgahsananya dan berjalan menuju kaca tembus pandang yang sangat besar di dalam ruangannya. Pemandangan dari sini terlihat gedung – gedung yang menjulang tinggi dan terlihat lalu lintas yang padat merambat untung saja cuaca hari ini sangat cerah setidaknya Mahesa bisa terhibur oleh indahnya cuaca hari ini.

Tiba – tiba telfonnya pun bordering

tring tring

“Selamat siang pak” ucap sekretarisnnya

“Siang ada apa?”

“Saya hanya bertanya, bapak mau makan siang di ruangan atau diluar?”

“Diruangan saja, tolong pesankan aku makanan”

“Baik pak akan segera saya pesankan”

“Terima kasih ya”

“Dengan senang hati pak”

tut

Setelah sesi telfon berakhir, Mahesa pun masih memandangi langit yang cerah ini

“Anja gimana kabar kamu disana? Semoga baik ya…

… udah 8 tahun kamu ninggalin aku, apakah kamu sudah melupakanku sampai kamu lupa caranya untuk pulang? Apakah kamu sudah menemukan kebahagian disana? Kamu tahu kata orang – orang disini aku sudah menjadi pengusaha yang sukses tapi menurutku aku masih belom sukses…

… bagi ku aku masih belom ada dikata sukses itu, menurutku sukses adalah aku bisa membangun keluarga kecil yang bahagia dan aku ingin kamu yang menjadi pendampingku huh sungguh setiap menit setiap jam setiap hari aku tidak pernah absen dari merindukanmu ini terdengar chessy bukan hahaha

sekarang tanggal 26 mei tapi mengapa kamu tidak kembali? Padahal kamu sudah berjanji denganku disaat kamu ulang tahun kamu akan kembali tapi lihat sekarang? Kamu masih belom kembali padaku”

Mahesa pun berjongkok dan tiba – tiba air matanya pun terjatuh

“Anja aku sungguh merindukanmu tolong kembalilah…”

“Happy birthday love... and plis comeback to me i really miss you”

i miss you

26 Mei 2013

“Bunda aku berangkat sekolah dulu ya” ucap bocah laki – laki berumur 7 tahun

“Esaa bekal kamu ketinggalan nih”

“Oh iyaa Esa lupa makasih bundaa” balasnya dengan mengecup pipi bundanya

“Hati – hati ya”

Mahesa hanya balas anggukan dan dia keluar dari rumahnya. Saat ingin menutup pagarnya tiba – tiba ada sosok bocah perempuan di depan rumahnya ternyata dia sudah menunggu sejak tadi.

“WAAA! kaget aku” ucap Mahesa

“Pagi Esa hehe” balasnya

“Anja ngapain didepan rumahku? Kamu nggak berangkat sekolah?”

“Lagi nungguin kamu buat berangkat bareng”

“Hmmm okedeh ayooo”

Anja langsung menggandeng tangannya dan berjalan bersama. Jarak dari rumah mereka dan sekolahnya terbilang sangat dekat jadi mereka terkadang suka berjalan daripada diantar oleh orang tua nya. Dan juga kawasan rumah mereka ramai jadi para bunda mereka tidak khawatir.

Saat sampai disekolahnya Esa melepaskan gandengannya.

“Loh ngapain Sa kok dilepas?” ucap Anja

“Malu Nja, kamu nggak malu apa?”

“Enggak” Anja menggandengnya lagi

Mahesa hanya bisa pasrah dengan temannya ini. Sebenarnya mereka ini baru saja mengenal satu sama lain karna Anja adalah tetangga barunya. Awalnya dia tidak peduli kalau mempunyai tetangga tapi dengan beraninya Anja kerumahnya dan mengajak berkenalan, mau tak mau dia harus menuruti perempuan satu ini.

Tapi saat dilihat – lihat Anja ini juga cantik meskipun agak keras kepala. Terkadang juga Mahesa tertangkap basa saat dia melihat Anja

“Esaa ngapain liatin aku mulu? Aku cantik ya?” ucap Anja

“H-ha? E-enggak”

“Terus ngapain liatin Anja kek gitu? Esa suka ya sama Anja?”

“ENGGAK!”

Anja terkejut karna berteriak didepannya

Bel istirahat pun berbunyi

“Anak – anak sekalian jangan keluar kelas dulu yaa”

“Loh kenapa bu?” tanya siswa

“Karna habis ini ada acara ulang tahun untuk Anja”

“Loh kamu ulang tahun?” tanya siswi disebalahnya

“Hehe iyaa” balas Anja

“Selamat ulang tahun yaa”

Mahesa yang binggung sedari tadi, kok Anja nggak bilang padanya tau gitu dia akan membelikan kado untuknya

“Kamu kok nggak bilang lagi ulang tahun” bisiknya

“Biar surprise aja” balas Anja

Beberapa menit kemudian orang tua dari Anja mengantar makanan dan minuman untuk teman kelasnya. Selesai pemotongan kue Anja menyuapkan kepada orang tuanya terlebih dahulu. Lalu Anja memanggil Mahesa

“Esa sini…”

Mahesa yang binggung mengapa dia dipanggil, langsung berjalan ke depan

“Buka mulutnya aa…” ucap Anja dengan menyuapi sepotong kue

Mahesa membuka mulutnya dan menerima suapanya “Makasih Anja”

Anja balas dengan senyuman

Mahesa kembali ke tempat duduknya. Selesai dengan acara ulang tahun Anja, semua anak kelas makan kotak bekal yang tadi diberikan oleh orang tua Anja. Awalnya Mahesa binggung harus makan yang mana tapi dia memilih pemberian Anja dan akan memakan bekal dari bundanya saat pulang sekolah

“Sekali lagi makasih ya Nja” ucap Mahesa

“Iyaa sama – sama”

“Kalo kamu bilang sekarang ulang tahun pasti aku akan belikan kado untukmu”

“His Esa gaperlu repot – repot, liat Esa seneng aja Anja juga seneng kok”

Mendengar itu telinga Esa pun memerah.

Waktu sudah menunjukan pukul 12 siang semua siswa disini pun mulai membereskan barang – barangnya karna memang sekarang adalah waktu mereka untuk pulang. Setelah berberes bel pun berbunyi seluruh siswa berbondong – bondong untuk keluar kelas.

“Esa tungguin Anja dongg” ucap Anja

“Cepetan lama banget sih Anja, aku tinggal ya…”

“Ih Esa jahat sama Anja HUAAAAA” Anja pun mulai menangis

“Eh kok nangis Esa kan cuman bercanda”

“Hiks Esa jahat sama Anja hiks”

Mahesa mulai memeluk Anja “Cup cup kata bunda kalo ada orang nangis tuh dipeluk terus sama ditepuk – tepuk punggunya biar nggak nangis”

“Hiks Esa janji kan nggak bakal ninggalin Anja”

“Janji…. Esa nggak bakalan ninggalin Anja”

26 Mei 2021

“… Esa nggak bakalan ninggalin Anja”

Kalimat itu selalu berputar – putar di kepala seorang Mahesa. Memang benar Mahesa tidak meninggalkannya malah sebaliknya Anja nya yang meninggalkannya.

Alasan mengapa Anja meninggalkannya karna orang tuanya ada bisnis di luar negri dan memaksakan Anja untuk ikut. Awalnya memang Anja menolak keras dan mengingankan untuk tinggal dirumah Mahesa, orang tua Mahesa pun mensetujuinya tapi orang tua Anja tidak, karna takut merepotkan.

Kebersamaan mereka ini terlalu singkat untuknya, disaat Mahesa ingin mengungkapkan perasaanya malah harus mendapatkan kabar dimana Anja akan pergi keluar negri. Awalnya memang Mahesa merasa sedih tapi mau bagaimana lagi kan dia harus menghibur pujaan hatinya ini supaya jangan terlalu bersedih yang ada Mahesa tidak ikhlas akan kepergiannya.

Dan sekarang Mahesa Mahardika adalah seorang pengusaha muda sukses di kotanya. Banyak sekali pengusaha – pengusaha yang ingin sekali bekerja sama dengannya.

Banyak sekali para teman bisnisnya yang selalu menjodohkannya dengan putrid mereka tapi selalu saja Mahesa menolak dengan alasan masih ingin sendiri. Banyak rumor yang beredar bila Mahesa adalah seorang penyuka sesame jenis, sampai para teman dekatnya ingin melaporkan masalah ini lagi dan lagi Mahesa selalu memberiakannya kata Mahesa “ biarkan mereka menilaiku seperti apa dan hanya aku dan tuhan yang tau apa yang sebenarnya terjadi”.

Jam menunjukan jam makan siang, Mahesa berdiri dari singgahsananya dan berjalan menuju kaca tembus pandang yang sangat besar di dalam ruangannya. Pemandangan dari sini terlihat gedung – gedung yang menjulang tinggi dan terlihat lalu lintas yang padat merambat untung saja cuaca hari ini sangat cerah setidaknya Mahesa bisa terhibur oleh indahnya cuaca hari ini.

Tiba – tiba telfonnya pun bordering

tring tring

“Selamat siang pak” ucap sekretarisnnya

“Siang ada apa?”

“Saya hanya bertanya, bapak mau makan siang di ruangan atau diluar?”

“Diruangan saja, tolong pesankan aku makanan”

“Baik pak akan segera saya pesankan”

“Terima kasih ya”

“Dengan senang hati pak”

tut

Setelah sesi telfon berakhir, Mahesa pun masih memandangi langit yang cerah ini

“Anja gimana kabar kamu disana? Semoga baik ya…

… udah 8 tahun kamu ninggalin aku, apakah kamu sudah melupakanku sampai kamu lupa caranya untuk pulang? Apakah kamu sudah menemukan kebahagian disana? Kamu tahu kata orang – orang disini aku sudah menjadi pengusaha yang sukses tapi menurutku aku masih belom sukses…

… bagi ku aku masih belom ada dikata sukses itu, menurutku sukses adalah aku bisa membangun keluarga kecil yang bahagia dan aku ingin kamu yang menjadi pendampingku huh sungguh setiap menit setiap jam setiap hari aku tidak pernah absen dari merindukanmu ini terdengar chessy bukan hahaha

sekarang tanggal 26 mei tapi mengapa kamu tidak kembali? Padahal kamu sudah berjanji denganku disaat kamu ulang tahun kamu akan kembali tapi lihat sekarang? Kamu masih belom kembali padaku”

Mahesa pun berjongkok dan tiba – tiba air matanya pun terjatuh

“Anja aku sungguh merindukanmu tolong kembalilah…”

“Happy birthday love... and plis comeback to me i really miss you”